Guyonan Mahfud MD soal Virus Corona dan Istri Tuai Kritik dari Komnas Perempuan: Sangat Tidak Tepat

"Guyonan tersebut mengukuhkan stereotip negatif terhadap perempuan atau relasi yang timpang antara laki-laki dan perempuan."

Kompas.com/Kristanto Poernomo
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. 

TRIBUNPALU.COM - Beberapa waktu yang lalu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD melontarkan sebuah candaan tentang virus corona.

Candaan tersebut terdapat pada sebuah meme dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Meme tersebut menganalogikan virus corona seperti seorang istri.

Candaan yang dilontarkan Mahfud MD ini pun mendapat kritikan dari Komisi Nasional (Komnas) Perempuan..

Menko Polhukam Mahfud MD menjalani rapat melalui video conference yang terhubung langsung dengan Presiden Joko Widodo.(Kemeko Polhukam)
Menko Polhukam Mahfud MD menjalani rapat melalui video conference yang terhubung langsung dengan Presiden Joko Widodo.(Kemeko Polhukam) (Kemeko Polhukam)

Terkait dengan hal itu, Komisioner Komnas Perempuan Dewi Kanti menyebut, guyonan tersebut menempatkan perempuan sebagai bahan ejekan.

Selain itu, lanjut dia, juga mengukuhkan stereotipe negatif terhadap perempuan.

"Guyonan tersebut mengukuhkan stereotip negatif terhadap perempuan atau relasi yang timpang antara laki-laki dan perempuan."

"Serta memupuk budaya menyalahkan perempuan korban (blaming the victim)," kata Dewi, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Kementerian Agama Rilis Aturan Baru Akad Nikah di Rumah Ibadah selama Pandemi Covid-19

Citra Kirana Hobi Bahagiakan Diri dengan Beli Tas Bermerek, Dulu Lihat Tas Rp20 Juta Saja Kaget

Menurut Dewi, dalam mengatasi pandemi Covid-19, seharusnya pemerintah memastikan agar perempuan tetap aman dan terlindungi.

Dia menyebut, pernyataan tersebut kontraproduktif dengan upaya membangun relasi yang setara antara suami dan istri di dalam perkawinan.

Berdasarkan pantauan Komnas Perempuan, KDRT meningkat saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa pandemi virus corona.

Oleh karena itu, Dewi menilai pernyataan yang menganalogikan virus corona dengan istri, menunjukkan kurangnya empati terhadap korban.

Karena, lanjut dia, 'penaklukan' dapat diasumsikan dengan bentuk kekerasan baik fisik, psikis, seksual maupun penelantaran.

"Komnas perempuan memandang, sangat tidak bijaksana dan tidak tepat bila pejabat publik menyamakan Covid-19 dengan istri."

"Relasi suami-istri bukan ruang dominasi dan supremasi sehingga istri harus ditaklukkan sebagaimana penaklukan terhadap Covid-19," jelas Dewi.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved