Penjelasan Achmad Yurianto dan Para Pakar soal Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Tembus Angka 1.000
Ini berarti, sudah dua kali terjadi kasus baru virus corona Covid-19 di Indonesia tembus di atas angka 1.000 per hari.
Contact tracing ini merupakan upaya pelacakan terhadap orang yang mempunyai kontak dekat dengan pasien yang dinyatakan positif corona.
Orang tersebut akan mendapat prioritas untuk dilakukan tes swab.
"Sudah barang tentu kita akan menginginkan untuk melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri agar tak menjadi sumber penularan bagi orang lain," ujara Yuri.
Hingga Rabu (10/6/2020) sebanyak 446.918 spesimen yang telah diperiksa pemerintah.
Angka tersebut naik, setelah pemerintah menyelesaikan pemeriksaan terhadap 17.757 spesimen dalam 24 jam terakhir ini.
"Sampai hari ini kita sudah memeriksa total keseluruhan spesimen sebanyak 446.918 spesimen," kata Yuri.
• 5 Fakta Seputar Tagihan Listrik Seorang Warga di Malang yang Melonjak Jadi Rp20 Juta
• KA Reguler Kembali Beroperasi, Penumpang Berusia 50 Tahun ke Atas Tak Boleh Duduk Bersebelahan
• Sebut Tantangan Luhut Ngawur, Rizal Ramli Menyatakan Tak akan Hadiri Debat
Pemeriksaan spesimen ini dilakukan dengan dua metode.
Metode pertama yakni real time polymerase chain reaction (PCR) dan metode kedua yakni tes cepat molekuler (TCM).
Angka tersebut seperti diketahui semakin mendekati angka target yang dikemukakan Presiden Joko Widodo, yakni 20 ribu spesimen per hari.
"Kita akan terus meningkatkan upaya kita melaksanakan pemeriksaan lebih masif lagi, sehingga kita bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih optimal. Target 20 ribu per hari harus kita laksanakan," kata Yurianto.
Kata Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi, DR Dr Hariadi Wibisono memberikan pandangannya terkait kenaikan kasus corona di Indonesia.
Hariadi menilai, satu faktor penyebab kenaikan kasus ini bisa jadi disebabkan masyarakat salah mengartikan makna new normal itu sendiri.
"Pemahaman masyarakat umum terhadap new normal masih dianggap normal, padahal sama sekali tidak demikian."
"Normal kondisinya berbeda dengan new normal," ucapnya dikutip dari channel YouTube tvOne, Kamis (11/6/2020).