Virus Corona
Ibu Hamil di Surabaya Terinfeksi Covid-19 setelah Mandikan Jenazah Mertua yang Positif Corona
SY seorang ibu muda di Surabaya yang baru saja melahirkan dinyatakan positif Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Baru saja melahirkan bayinya, seorang ibu muda di Surabaya dinyatakan Covid-19.
Ibu muda berinisial SY tersebut dinyatakan positif setelah ikut memandikan sang mertua, S yang jenazahnya dijemput paksa oleh keluarganya dari RS Paru Surabaya pada 4 Juni 2020 lalu.
Saat memandikan jenazah mertua perempuannya, SY dalam kondisi hamil tua dan saat ini sudah melahirkan anak pertamanya.
"Iya benar, istri salah satu tersangka yang diketahui berinisial SY terkonfirmasi positif Covid-19," kata Kapolsek Semampir Kompol Ariyanto Agus dikutip dari Surya.co.id, Kamis (25/6/2020).
• Sempat Remehkan Virus Corona, Presiden Brasil Kini Sebut Dirinya Terinfeksi Covid-19
• Jokowi Deadline Penurunan Kasus Covid-19 Jatim dalam Dua Minggu, Khofifah: Ringan Jika Semua Bersatu
"Barusan melahirkan, untuk bayinya apakah positif Covid-19 kami belum tahu," kata dia.
Sementara itu hasil rapid test sang suami, MA dinyatakan reaktif.
Hasil yang sama juga diterima oleh tiga sudara MA yakni MI 928), Mk (23), dan MB. Hasil rapid test mereka dinyatakan reaktif.
Mereka saat menjalani karantina di RS Bhayangkara Polda Jatim sembari menunggu hasil swab keluar.
MA dan tiga saudarannya telah ditetapkan sebagai tersangka pengambilan jenazah ibunya yang positif corona.
Saat itu, pasien S dinyatakan meninggal dunia pada 4 Juni 2020 dini hari di RS Paru.
Sekelompok orang dari kerabat jenazah kemudian tiba di rumah sakit meminta melihat langsung jenazah untuk memastikan yang meninggal adalah anggota keluarga mereka.
• Siapa yang Pertama Kali Mendapatkan Vaksin Corona, Jika Sudah Ditemukan? Ini Penjelasannya
Pada pukul 09.00 WIB, petugas medis menyiapkan APD untuk keluarga.
Namun, pada 11.00 WIB, ada sekitar 10 sampai 11 orang mendatangi ruang isolasi jenazah. Mereka tiba-tiba membawa paksa jenazah beserta tempat tidurnya.
Petugas keamanan yang berjaga tak bisa menghentikan tindakan keluarga.
Setelah peristiwa tersebut, Direktur RS Paru Karang Tembok sempat memerintahkan perawat yang menggunakan APD lengkap untuk datang ke rumah pasien dan membantu pemulasaran jenazah.