Viral Media Sosial

Viral di Twitter, Seorang Ibu Buang Alat Rajut Putranya, Ingin Anaknya Main Bola dan Layangan

Menurut ibu tersebut, merajut adalah kegiatan atau permainan anak perempuan. Sehingga ia memutuskan untuk melarang sang putra merajut.

brownsheep.com
ILUSTRASI benang dan jarum merajut. 

TRIBUNPALU.COM - Belum lama ini, media sosial Twitter diramaikan dengan viralnya utas yang menceritakan seorang ibu memarahi putranya karena bermain benang dan pita untuk merajut.

Menurut ibu tersebut, merajut adalah kegiatan atau permainan anak perempuan.

Sehingga ia memutuskan untuk melarang sang putra merajut.

Bahkan, sang ibu membuang alat merajut berupa benang dan pita milik anaknya  yang masih berusia 11 tahun.

Sang ibu ingin anaknya bermain bola dan layangan seperti bocah laki-laki pada umumnya.

Cerita tersebut dibagikan oleh Tria Novanda Putri dalam akun Twitter-nya pada Senin (29/6/2020) lalu.

Viral Ibu Buang Alat Rajut Putranya karena Lebih Senang sang Anak Main Bola.
Viral Ibu Buang Alat Rajut Putranya karena Lebih Senang sang Anak Main Bola. (Twitter.com/@trianovandaptr)

Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Semakin Meningkat, Donald Trump Tambah Murka pada China

RUU PKS Ditarik dengan Alasan Sulit Dibahas, Ernest Prakasa: Kalau Mau Gampang Jangan jadi DPR, Pak!

Profil Calon Suami Nikita Willy, Indra Priawan: Putra Bos Pemilik Perusahaan Layanan Taksi Blue Bird

Hingga Rabu (1/7/2020), cerita miliknya telah di-retweet sebanyak 30 ribu kali dan mendapat 85 ribu like oleh warganet di jagat maya.

Saat dikonfirmasi, Ova, sapaan akrabnya, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 27 Juni 2020 lalu.

Kala itu, keponakannya yang bernama Tama, menangis lantaran alat rajut miliknya dibuang sang ibu.

Ova menceritakan, Tama merupakan anak yang lembut.

Bocah yang duduk di bangku SD itu tidak menyukai permainan yang melibatkan fisik.

Bahkan, dalam pelajaran olahraga, Tama selalu tertinggal dibanding temannya yang lain.

"Dia lebih suka main pita dan benang dan 2 minggu yang lalu dia sudah bisa merajut," ujar Ova dalam cuitannya.

Seorang anak berusia 11 tahun dimarahi ibundanya karena bermain merajut.
Seorang anak berusia 11 tahun dimarahi ibundanya karena bermain merajut. (Twitter.com/@trianovandaptr)

Topik Istri Bikin Bekal Buat Suami Viral di Twitter, Pembuat Utas Beri Tips Memasak untuk Pemula

Rupanya, Tama memiliki kemampuan merajut lantaran kerap melihat Ova.

Ova menuturkan, kala itu Tama merengek minta diajari merajut.

"Tapi rajutannya tidak selesai karena dia dimarahi sama mamanya," tutur perempuan berusia 20 tahun ini.

"Menurutku dia punya bakat yang luar biasa dan aku bakal dukung terus Tama untuk belajar hal yang disukainya," tambahnya.

Setelah cuitannya menjadi viral, mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini lantas memberi tahu Ibunda Tama.

Awalnya, ibunda Tama tetap bersikeras melarang anaknya bermain benang, pita, dan manik-manik.

Tetapi setelah dibujuk oleh Ova, ibunda Tama sudah lebih bisa menerima 'bakat' anaknya.

Seorang anak berusia 11 tahun dimarahi ibundanya karena bermain merajut.
Seorang anak berusia 11 tahun dimarahi ibundanya karena bermain merajut. (Twitter.com/@trianovandaptr)

Jadwal Lengkap dan 6 Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Kamis, 2 Juli 2020 Besok

Ramai Polemik Ikan Dori Sama dengan Ikan Patin, Apa Kata Menteri Kelautan?

Viral di Twitter, Video Pemuda Kristen Bantu Membenarkan Arah Kiblat Sahabatnya Saat akan Shalat

Namun, kemarahan sang ibu sempat membuat Tama menjadi sedih dan memilih untuk tinggal bersama neneknya.

"Kondisi sang anak (setelah alat rajut dibuang, red) menangis tidak berhenti selama kurang lebih 1 jam."

"Besoknya dia sedih dan langsung ke tempat Mbah," papar perempuan asal Purbalingga ini.

Lebih lanjut, setelah banyak warganet yang mengetahui cerita Tama, Ova berharap ketika mereka menjadi orangtua, akan lebih peka terhadap anaknya sendiri.

"Harapan saya semoga generasi yang sudah tahu kisah Tama, kelak menjadi orang tua yang berwawasan dan memiliki rasa toleransi, kepekaan, dan kepedulian terhadap anak sendiri," ujar Ova kepada Tribunnews, Rabu (1/7/2020).

Pekerja melakukan proses finishing produksi baju di Pabrik Benang Biru di Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/12/2018). Benang Biru adalah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang jasa konveksi, yang dapat memproduksi seluruh produk fashion. Kolaborasi antara Benang Biru dengan TN Kapital selaku penyokong investasi bagi Benang Biru menghadirkan layanan One Stop Solution dengan menyediakan layanan konsultasi, design produk, produksi, keuangan hingga penyimpanan produk untuk mempermudah para pelaku usaha fashion. TRIBUNNEWS/HO
Pekerja melakukan proses finishing produksi baju di Pabrik Benang Biru di Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/12/2018). TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Dihubungi secara terpisah, psikolog anak Kurniasih Dwi Purwanti memberikan pendapatnya mengenai hal tersebut.

Menurut Uni, sapaannya, tindakan yang dilakukan oleh ibu Tama kurang tepat.

Pasalnya, belum tentu seorang anak menjadi tidak 'lelaki' hanya karena senang merajut.

"Normal tidaknya seorang anak menurut saya terlalu terburu-buru mendiagnosa hanya dari jenis permainannya saja."

"Kembali lagi, perlu dikaji latar belakang perilaku tersebut hingga menjadi tahu apakah normal atau tidak," ujar Uni kepada Tribunnews, Rabu (1/7/2020).

Melihat reaksi anak yang menjadi sedih, Uni menduga perlakuan sang ibu tidak hanya dilakukan sekali.

Menurut psikolog RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ini, bila hal tersebut sering dilakukan sang ibu, maka bisa menimbulkan trauma.

Psikolog Kurniasih Dwi Purwanti, M.Psi
Psikolog Kurniasih Dwi Purwanti, M.Psi (Tribunnews.com/Istimewa)

"Paling tidak jika hal tersebut sering dilakukan oleh sang ibu, anak akan belajar dari hal-hal tersebut."

"Jika dia tidak mendapatkan penjelasan dengan baik, tepat dan benar, anak bisa jadi trauma."

"Paling minim adalah trauma kekerasan verbal oleh ibunya," ungkap Uni yang juga berpraktik di RS Ananda Purwokerto.

Uni juga menuturkan, bakat dan minat anak sejak dini sebenernya sudah bisa dilihat oleh orang tua.

"Walaupun menurut saya semua kebiasaan, bakat dan minat anak sejak dini perlu dikenalkan dari berbagai macam jenis dan kegiatannya."

"Apakah nanti akan konsisten sampai dewasa, perlu juga dukungan dan stimulasi yang baik sehingga terus menetap," pungkas Uni.

(Tribunnews.com/Maliana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Ibu Buang Alat Rajut Putranya karena Lebih Senang sang Anak Main Bola

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved