Emil Dardak Pamer CCTV di Pasar Tradisional, Yunarto Wijaya: Diapakan Kalau Ketahuan tak Bermasker?
Emil Dardak pamerkan CCTV berbasis AI di pasar tradisional untuk pantau kepatuhan masyarakat mengenakan masker, Yunarto Wijaya pertanyakan sanksinya.
Rupanya, unggahan Emil Dardak itu mendapatkan perhatian Yunarto Wijaya.
Hal itu ia tuangkan dalam cuitan akun Twitter pribadinya, @yunartowijaya.
Direktur Charta Politika itu mempertanyakan sanksi apakah yang akan dipakai jika ada masyarakat yang ketahuan tidak memakai masker.
Ia juga mempertanyakan apakah unggahan Emil Dardak itu hanya sekadar memberitahu masyarakat untuk patuh di dalam memakai masker.
"Terus diapain kalo ketahuan gak bermasker pak? Ini sebatas ngasih tau ada CCTV berbasis AI?" tulis @yunartowijaya.
Pertanyaan yang sama juga diajukan oleh warganet @pkt_wibisono.
"Ya Bagus...selangkah lebih maju, tapi itu sifatnya hanya memantau, trus bagaimana kepada pelanggar yg tidak pakai masker supaya jadi ngerti..terimakasih..," komentar @pkt_wibisono.
Menjawab pertanyaan tersebut, Emil Dardak kemudian membalas cuitan itu.
"Teknologi ini akan bantu kepala dinas utk evaluasi kinerja personil di lapangan dalam menjaga kepatuhan pengunjung dan pedagang pasar. Hasilnya akan otomatis direkap sehingga sangat cepat bagi pemkab/pemkot utk bertindak," balas Emil Dardak.
• 1.118 WNI di Luar Negeri Terinfeksi Covid-19, Ditemukan 1 Kasus Baru di Vietnam
Pemeriksaan Spesimen di Jatim Terendah, tapi Jumlah Kasus Covid-19 Tertinggi
Sebelumnya, dikatakan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengungkapkan perkembangan data pemeriksaan spesimen dari sejumlah provinsi pada Senin (29/6/2020).
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan data yang diungkap pemerintah, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah pemeriksaan spesimen terendah jika dibandingkan dengan provinsi lain yang rata-rata mencatat penambahan kasus Covid-19 tertinggi setiap harinya.
"Jawa Timur baru melaksanakan 1.428 pemeriksaan spesimen per 1 juta penduduk. Ini artinya bahwa memang perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berbasis realtime PCR yang lebih masif lagi di Jawa Timur," ujar Ahmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (29/6/2020)

Sementara itu, Sumatera Barat telah melakukan pemeriksaan 7.168 spesimen per 1 juta penduduk.
Sumatera Selatan memeriksa 2.889 spesimen per 1 juta penduduk.