Genjot Perekonomian di Tengah Pandemi, Jokowi: Yang Bisa Diharapkan Saat Ini Belanja Pemerintah
Presiden Joko Widodo (Jokoiwi) mengingatkan seluruh pemerintah daerah untuk segera membelanjakan anggaran di tengah pandemi virus corona Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Merebaknya pandemi wabah virus corona Covid-19 menimbulkan krisis dan perekonomian Indonesia dilanda keterpurukan.
Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo (Jokoiwi) mengingatkan seluruh pemerintah daerah untuk segera membelanjakan anggaran.
Adapun, menurut Presiden, belanja pemerintah bisa diandalkan untuk menggerakkan perekonomian.
Hal itu ia sampaikan dalam rapat bersama para gubernur di Istana Bogor, Rabu (15/7/2020).
"Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan."
"Yaitu belanja pemerintah, spending kita, belanja pemerintah," kata Jokowi dikutip Tribunnews dari Setkab.go.id.

Untuk itu, ia menyindir agar kepala daerah tidak mengendapkan anggaran belanjanya.
Sebab, pembelanjaan tersebut bisa membuat ekonomi di daerah masing-masing menjadi lebih cepat pulih.
"Oleh sebab itu, jangan sampai ada nge-rem."
"Kalau ekonomi di provinsi Bapak Ibu semuanya ingin cepat pulih, belanjanya semuanya harus dipercepat," sambung Jokowi.
Selain itu, Jokowi menegaskan, soal pembelanjaan yang disinggung itu merupakan buntut masih besarnya anggaran yang belum diserap pemerintah daerah.

• Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri per Kamis, 16 Juli 2020: 106 WNI Terinfeksi di Qatar
• Prabowo Ditunjuk oleh Joko Widodo di Proyek Lumbung Pangan, Gerindra Bantah Ada Deal di Dalamnya
• Presiden Joko Widodo Sebut 5 Provinsi Ini Terbaik dalam Tangani Covid-19, Mana yang jadi Nomor Satu?
"Perlu saya ingatkan, uang Pemda yang ada di bank itu masih Rp 170 triliun, 'guede' sekali ini," kata Presiden.
Jokowi mengatakan, bila dalam situasi normal, pemerintah daerah bisa berharap adanya investasi swasta untuk menggerakkan perekonomian.
Namun, Jokowi menuturkan, cara tersebut tidak bisa lagi diterapkan dalam kondisi pandemi seperti sekarang.
"Enggak bisa lagi kita mengharapkan investasi, swasta, enggak."