Pemulihan Pandemi Covid-19 dari Kacamata Iklim dan Lingkungan Menurut WMO dan PBB
Perlambatan industri dan ekonomi dampak Covid-19 bukanlah pengganti dari rencana aksi iklim yang berkelanjutan dan terkoordinasi secara global.
Pemulihan dengan energi terbarukan Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sambutannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Transisi Energi Bersih, melalui akun Youtube Badan Energi Internasional (IEA), Kamis (9/7/2020).
Gutteres mengungkapkan bahwa sebagai tanggapan terhadap pandemi Covid-19, banyak negara di dunia telah mengambil keputusan yang jauh jangkauannya karena mengucurkan triliunan dolar uang pajak negara ke dalam strategi pemulihan.
Menurut dia, saat merancang dan mengimplementasikan rencana pemulihan terhadap Covid-19, seharusnya setiap negara juga benar-benar memiliki pilihan yang tepat.
Hal ini perlu dilakukan supaya menjadi investasi lebih baik di masa depan, setelah pandemi Covid-19 berakhir, juga secara berkelanjutan.
Pilihan yang tepat menurut Guterres bukanlah investasi dalam bahan bakar fosil yang pasarnya bergejolak dan emisinya bahkan merupakan penyebab udara yang mematikan.
"Atau, kita dapat berinvestasi dalam energi terbarukan, yang handal, bersih dan cerdas secara ekonomi," ujarnya.
"Saya terdorong (menekan kebijakan energi bersih dari bahan bakar fosil, melihat analisa) bahwa beberapa aksi pencegahan Covid-19 dan rencana pemulihan menempatkan transisi dari bahan bakar fosil pada intinya," imbuhnya.
Pada kesempatan itu juga, Guterres mengajak seluruh negara berkomitmen untuk tidak ada batu bara baru dan mengakhiri semua pembiayaan eksternal batubara di negara berkembang.
"Batubara tidak mendapat tempat dalam rencana pemulihan Covid-19," kata Guterres.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WMO dan PBB Soroti Pemulihan Corona Terkait Iklim"
Penulis : Ellyvon Pranita