9 Kali Terjadi Gempa Bumi dalam 3 Pekan, Masyarakat di Pulau Jawa Diminta Waspada

Daryono meminta kepada para pemangku kepentingan daerah terutama di Pulau Jawa agar mempersiapkan diri.

lacity.org
Ilustrasi seismograf gempa bumi. 

TRIBUNPALU.COM - Wilayah Pulau Jawa diguncang serentetan gempa bumi.

Setidaknya ada sembilan peristiwa gempa bumi yang terjadi dalam waktu tiga pekan terakhir.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa di pulau Jawa bermula pada tanggal 22 Juni 2020 dengan magnitudo 5 terjadi di selatan Pacitan.

Berturut-turut kemudian gempa muncul di Blitar dengan magnitudo 5,3 pada 5 Juli 2020, gempa dalam Laut Jawa magnitudo 6,1, gempa Banten Selatan magnitudo 5,1, gempa selatan Garut dengan magnitudo 5 serta gempa selatan Selat Sunda dengan magnitudo 5,2.

Rentetan gempa bumi tersebut terjadi pada tanggal yang sama yakni 7 Juli 2020.

Gibran Rakabuming Diusung PDIP, Menilik Kembali Komentar Joko Widodo Jika Anaknya Terjun ke Politik

Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri per Sabtu, 18 Juli 2020: Ada 88 WNI Sembuh di Kuwait

Setelah itu gempa belum berhenti, pada 10 Juli 2020, gempa dengan magnitudo 4,8 terjadi di selatan Sukabumi, gempa dengan magnitudo 5,1 terjadi di selatan Kulon Progo terjadi pada 13 Juli 2020 dan kekinian gempa magnitudo 3,7 di selatan Pangandaran pada 17 Juli 2020.

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono meminta kepada para pemangku kepentingan daerah terutama di Pulau Jawa agar mempersiapkan diri terutama terkait kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan gelombang tsunami.

"Dengan meningkatnya aktivitas kegempaan di Selatan Jawa akhir-akhir ini, kami mengimbau kepada para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan dan masyarakat luas untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terkait gempa bumi dan tsunami," ujar Daryono, Jumat(17/7/2020).

Wilayah selatan Pulau Jawa kata Daryono memang rawan gempa.

Gempa kuat dapat terjadi kapan saja dan belum dapat diprediksi secara akurat.

Namun demikian, diharapkan masyarakat dapat melakukan upaya mitigasi bila suatu waktu terjadi gempa dan tsunami.

Fakta Terbaru Kasus Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo: Rekan Sekantor Diduga Terlibat

Pilkada Medan 2020, Partai Golkar Sumatera Utara: Kami Sudah Lama Menaruh Hati pada Bobby Nasution

Deretan Fakta tentang Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006, termasuk Kontroversi 5 Pusat Gempa

Masyarakat perlu memahami cara selamat saat terjadi gempa, dengan cara segera mencari perlindungan diri.

Selain itu, masyarakat juga perlu menyiapkan bangunan tahan gempa bumi dan membuat tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami, termasuk memahami konsep evakuasi mendiri.

Terkait gempa bumi di Pangandaran, berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 3,7.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut," kata Daryono.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved