Pakar dari IPB Sebut Virus Corona Covid-19 Masih Misterius karena Tingginya Tingkat Penularan
Guru Besar Departemen Biokimia IPB menuturkan, setidaknya ada satu hal yang misterius dari virus corona penyebab Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Wabah virus corona Covid-19 merebak begitu cepat di ratusan negara di seluruh dunia.
Bahkan, hanya dalam waktu kurang lebih enam bulan sejak pertama kali diidentifikasi, kasus infeksi Covid-19 secara global telah menembus angka 14,6 juta, dengan kematian lebih dari 600.000.
Begitu cepatnya penularan dan penyebarannya, membuat para ilmuwan merasa penasaran dengan virus corona jenis baru ini.
Guru Besar Departemen Biokimia IPB University sekaligus Virolog di Laboratorium Eijkman Prof. Dr I Made Artika menuturkan, setidaknya ada satu hal yang misterius dari virus corona penyebab Covid-19.
Hal tersebut ia sampaikan pada webinar yang diselenggarakan Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University bertajuk ‘Mengenal Virus, Vaksin, dan Sistem Imun’, yang dirangkum dari laman IPB.
Ia mengatakan, hal yang masih misterius dari virus corona penyebab Covid-19 ialah kecepatan penularannya yang sangat tinggi.
Virus corona yang menginfeksi manusia, lanjut dia, sebenarnya sudah teridentifikasi sejak tahun 1966.
Namun, virus corona tersebut tidak begitu berbahaya karena bersifat low pathogenic.
Virus corona yang sangat berbahaya atau bersifat highly pathogenic (menyebabkan penyakit) mulai muncul pada tahun 2002 yang diberi nama SARS-CoV yang mulai berkembang di China dan merebak pada tahun 2003 hingga tahun 2004.
Kemudian pada tahun 2012 muncul virus corona highly pathogenic yang kedua yaitu MERS-CoV yang menjadi wabah di Timur Tengah.
• Susi Pudjiastuti Pamer Foto Bareng Sudjiwo Tedjo, Cedera Kakinya jadi Sorotan karena Gunakan Tongkat
• Pengamat: Gibran Rakabuming Raka Diprediksi Lawan Kotak Kosong, Melawan Gibran Itu Sia-sia Saja
• Wanita Positif Covid-19 sempat Berusaha Kabur setelah Melahirkan, Salah Satu Bayi Kembar Meninggal
Kemudian sejak Desember 2019 lalu, ada virus corona jenis baru yang juga tergolong highly pathogenic dan saat ini menimbulkan pandemi, yaitu SARS-CoV-2.
Penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2 lah yang disebut Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.
Virus corona terbaru ini dinilai lebih berbahaya karena mengakibatkan pandemi hingga entah sampai kapan dan telah menginfeksi sekitar 13 juta orang di seluruh dunia serta menelan korban lebih dari 570 ribu orang.
Sebagai upaya pencegahan dari Covid-19, Prof. Dr I Made mengimbau masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan instruksi WHO seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan menggunakan sabun dan mengonsumsi makanan bergizi.
Ia menjelaskan, membran lipid pada struktur virus corona dapat dirusak oleh sabun atau deterjen, demikian pula protein struktur virus bisa didenaturasi atau dikoagulasi oleh alkohol.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Biokimia Medis IPB University mengatakan dalam tubuh manusia banyak zat asing yang merupakan ancaman bagi tubuh yang disebut patogen.
"Agar tidak masuk dan mengganggu fungsi tubuh, harus ada sistem yang bertugas mencegah dan menahan patogen tersebut," kata dia.
Ia pun mengibaratkan sistem imun itu seperti sistem pertahanan dalam suatu negara.
“Suatu negara ada instansi yang berfungsi untuk menjaga ketahanan negara. Seperti juga dalam tubuh kita yang ada sistem pertahanan, di situlah peran dari sistem imun,” ujarnya dosen yang juga berperan sebagai Dokter Umum di Poliklinik IPB University.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika setiap individu atau tubuh seseorang memiliki respon imun yang berbeda.
Sehingga peran vaksinasi atau imunisasi dinilai penting untuk melatih sistem imun dalam menghadapi patogen tertentu.
Sementara itu, Prof Made menyampaikan vaksin adalah mikroorganisme utuh atau bagian dari virus tersebut.
Vaksin juga dapat berupa virus lemah yang masih aktif yang dapat dibiakkan di dalam tubuh.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pakar IPB ungkap Ada Satu Hal Misterius dari Virus Corona