Ilmuwan Melaporkan Microdroplet Virus Corona Jenis Baru Kemungkinan Tetap Bisa Tularkan Covid-19
Hal ini mendukung hipotesis bahwa bicara atau bernafas dalam kondisi normal, tidak hanya batuk atau bersin, sudah dapat menyebarkan virus corona.
Namun, konsentrasi partikelnya umumnya sangat rendah, kesempatan untuk memulihkan materi itu juga sangat kecil.
Para ilmuwan mengambil sampel udara dari lima ruangan yang ditempati pasien, khususnya pada ketinggian 30 centimeter di atas kaki ranjang pasien.
Para pasien yang berbicara menghasilkan micro droplets yang melayang-layang di udara selama beberapa jam yang disebut 'aerosol.'
Sementara, beberapa pasien lainnya mengalami batuk-batuk.
• Jawaban Nicholas Saputra tentang Bagaimana Pengaruh Film Bertema Alam terhadap Pemikiran Manusia
• Update Covid-19 Indonesia Rabu 22 Juli 2020: Tambah 1.882 Kasus Baru, Total Kesembuhan 50 Ribu Jiwa
• Unggah Foto Pakai Masker, Cynthia Lamusu Sampaikan Makna Filosofis: Jaga Mulut - Mulutmu, Harimaumu
• Ashanty Tanya Soal Kemungkinan Maju dalam Pilpres 2024, Ini Jawaban Bijak Ganjar Pranowo
Tim ilmuwan pun berhasil mengumpulkan micro droplets hingga berukuran diameter satu mikron.
Kemudian, mereka menempatkan sampel ini pada sebuah kultur untuk membuatnya berkembang.
Hasilnya, tiga dari 18 sampel yang diuji bisa bereplikasi.
Bagi Santarpia, hal ini menunjukkan bukti bahwa micro droplets, yang bisa menyebar lebih jauh daripada droplet yang berukuran lebih besar, sudah mampu menginfeksi manusia.
"Itu bereplikasi di kultur, sehingga sifatnya bisa menular," kata Santarpia.
Mengapa Harus Memakai Masker?
Potensi penularan virus corona jenis baru lewat micro droplets dulu sempat dianggap mustahil oleh sejumlah otoritas kesehatan di seluruh dunia.
Belakangan, para ilmuwan mulai berubah pikiran dan mengakui bahwa itu adalah suatu hal yang mungkin sekali terjadi.
Inilah yang menjadi alasan mengapa masker wajib dipakai.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah satu di antara otoritas kesehatan yang terakhir mengubah pandangannya.
WHO baru mengakui bahwa virus corona Covid-19 dapat menyebar lewat udara pada 7 Juli 2020 lalu.