Kisah Siswa SMP di Rembang: Tetap ke Sekolah Meski Sendirian di Kelas karena Tak Miliki Smartphone

Pihak sekolah telah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tak memiliki gawai untuk belajar offline (luring) di sekolah.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
FOTO ILUSTRASI - Siswa belajar dari rumah didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang masa belajar di rumah selama wabah Covid-19 hingga 19 April 2020 mendatang. Mulanya masa kegiatan belajar di rumah bagi siswa-siswi diberlakukan selama dua pekan, terhitung sejak 16 Maret sampai 29 Maret 2020. 

TRIBUNPALU.COM - Pandemi virus corona Covid-19 yang tak kunjung berakhir, menimbulkan dampak yang besar terhadap dunia pendidikan.

Para siswa diwajibkan melakukan kegiatan belajar di rumah demi mengurangi risiko penularan Covid-19.

Namun, 'privilese' belajar di rumah tak dimiliki semua siswa.

Seperti seorang siswa SMPN 1 Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang bernama Dimas Ibnu Alias.

Meski hanya sendirian di kelas, Dimas tetap berangkat ke sekolahnya agar bisa terus belajar.

Siswa kelas VII itu terpaksa mengikuti pelajaran di kelas saat teman-temannya belajar lewat daring menggunakan smartphone (ponsel pintar) karena ia tak punya ponsel.

"Barangkali, bagi keluarganya, beras jauh lebih dibutuhkan daripada ponsel pintar dan kuota internet," kata Kepala SMPN 1 Rembang Isti Chomawati, Kamis (23/7/2020), seperti ditulis Tribun Jateng.

Pesan Dokter Reisa soal Langkah 3x3 ala Satgas Covid-19 untuk Lindungi Anak Indonesia dari Pandemi

Pandemi Covid-19 Belum Mereda, IDAI Sarankan Anak Belajar di Rumah hingga Akhir Tahun 2020

Mata Najwa Bahas Penanganan Virus Corona di Indonesia, Ketua IDAI: Kami Perang Tanpa Senjata Lengkap

Dimas adalah anak dari pasangan Didik Suroyo, seorang nelayan, dan Asiatun, yang bekerja sebagai buruh pengeringan ikan.

Mereka tinggal di RT 1 RW 1 Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.

Setiap hari, Dimas berangkat ke sekolah diantar ibunya. Dia lalu pulang dengan diantar wali kelasnya sampai di rumahnya.

"Ia datang diantar ibunya naik sepeda motor. Setelah itu ditinggal lantaran ibunya bekerja sebagai karyawan pengeringan ikan. Selesai pembelajaran, Dimas diantar wali kelas sampai rumah," jelas Isti.

Isti menyebutkan, Dimas merupakan satu dari banyak siswa yang tak mempunyai fasilitas ponsel pintar untuk belajar daring.

Pihak sekolah belum selesai mendata jumlah siswa yang tak memiliki ponsel pintar sehingga tak bisa belajar online (daring) dari rumah.

Penjelasan Jenderal TNI Andika Perkasa soal Istrinya Pakai Masker Seharga Rp10 Juta dan Jadi Sorotan

Wiku Adisasmito: Persentase Kasus Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Sudah Dekati Rata-rata Dunia

Viral Thermo Gun Bisa Rusak Otak Saat Digunakan di Dahi, Ini Penjelasan Dokter

Oleh sebab itu, pihak sekolah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tak memiliki gawai untuk belajar offline (luring) di sekolah.

"Tentu saja, dengan protokoler ketat, seperti cek suhu badan, pelindung wajah, masker, dan lainnya. Kami sudah inventarisasi, ada beberapa siswa yang memang tidak memiliki fasilitas daring. Nanti mereka akan kami bantu belajar offline," ujar Isti.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Siswa SMP di Rembang Tidak Punya Smartphone Tetap Bersekolah Meski Sendirian di Kelas,

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved