Penduduk AS Dikirimi Paket Biji-bijian Misterius dari China, Dikhawatirkan Spesies Tanaman Invasif
Belasan penduduk di beberapa negara bagian di Amerika Serikat melaporkan, mereka mendapat kiriman biji tanaman misterius dari China.
TRIBUNPALU.COM - Belasan penduduk di beberapa negara bagian di Amerika Serikat melaporkan, mereka mendapat kiriman biji tanaman misterius dari China.
Pada Rabu (22/7/2020) lalu, Departemen Pertanian negara bagian Utah, AS pun mengumumkan pihaknya akan memulai penyelidikan terkait paket kiriman biji-bijian tersebut.
Diwartakan Sputniknews.com, sejak itu sejumlah penduduk di setidaknya enam negara bagian di AS melaporkan kiriman yang sama.
Penduduk di negara bagian Virginia, Washington, Arizona, Indiana, Louisiana, dan Texas melaporkan telah menerima paket kecil berisi biji-bijian atau benih misterius dari China.
Otoritas setempat pun memperingatkan mereka untuk tidak menanam biji tersebut dan melaporkan kiriman itu kepada Departemen Pertanian Amerika Serikat.
Paket-paket biji-bijian itu dikemas dalam ukuran kecil dan memiliki satu karakteristik yang serupa; diberi label sebagai 'perhiasan'.
Otoritas Virginia pun memperingatkan, benih tersebut kemungkinan adalah spesies tanaman invasif.
Jika ditanam, spesies itu dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan setempat dengan merambah atau merusak tanaman lokal, kehidupan serangga, dan tanaman pangan.
Departemen pertanian dan layanan konsumen di negara bagian tersebut juga telah meminta siapa pun yang menerima biji-bijian tak dikenal tersebut untuk melaporkannya pada Kantor Layanan Industri Tanaman.
• Maju Pilkada Tangsel 2020, Rahayu Saraswati Akui Bawa Nama Keluarga Besar Soemitro Djojohadikusumo
• Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat untuk Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan Selama Pandemi
• Menteri BUMN Erick Thohir Ungkap Vaksin Covid-19 Baru Bisa Diproduksi Awal 2021
Departemen Pertanian di negara bagian Washington juga telah mengeluarkan peringatan yang serupa.
Pihaknya mengatakan, "biji-bijian yang tidak dikehendaki itu bisa saja bersifat invasif, membawa penyakit pada tanaman lokal, atau berbahaya bagi ternak."
Sejumlah pengguna Facebook dan Twitter dari negara bagian lain, termasuk Indiana, Texas, dan Arizona, juga melaporkan kiriman paket yang sama.
Banjir laporan terkait benih misterius di Amerika Serikat ini terjadi menyusul adanya laporan pada pekan lalu tentang ratusan pekerja kebun di Inggris yang menerima paket berisi biji-bijian misterius .
Padahal, para tukang kebun di Inggris itu sama sekali tidak memesan atau meminta paket biji-bijian apa pun.
Sama seperti yang terjadi di AS, paket benih misterius di Inggris ini juga dilabeli perhiasan atau item lainnya.
• Bersyukur Hasil Tes Swabnya Negatif Covid-19, Joko Widodo Ingatkan Warga untuk Tetap Disiplin
• Korea Utara Berlakukan Karantina Wilayah setelah Ditemukannya Kasus yang Diduga COVID-19
• Tantangan Terbesar dalam Pengembangan Vaksin Covid-19: Imunitas dari Antibodi yang Cepat Melemah
Di dunia maya, berita kiriman paket biji-bijian misterius ini mendapat tanggapan yang beragam.
Mulai dari hanya berupa prank yang mirip skenario film thriller/horor, hingga ada yang menganggap kiriman itu adalah bagian dari strategi serangan terhadap ketahanan biologis, atau merupakan bentuk 'perang biologis' antara China dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, beberapa pengguna Twitter mengatakan, kemungkinan benih itu adalah biji tanaman morning glory, spesies tanaman rambat yang bijinya beracun apabila dimakan.
Beberapa pengguna mengatakan, paket ini kemungkinan adalah bentuk operasi kriminal siber oleh para penjual yang nakal dan tidak bertanggungjawab di situs penjualan Amazon.
Mereka mengirim barang kecil dan murah, lalu membuat review positif bagi diri mereka sendiri untuk membangun reputasi agar bisa menjebak pembeli.
Perang biologis berbasis tanaman atau serangga adalah fenomena yang benar-benar ada.
Selama Perang Dingin, Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur lainnya menuding CIA telah membawa spesies invasif kumbang kentang Colorado di Eropa bagian timur untuk merusak ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Korea Utara dan China juga melakukan hal yang sama.
Dua negara itu mengklaim, Amerika Serikat terlibat dalam perang biologis menggunakan serangga selama Perang Korea 1950-1953.
Namun, tudingan itu dibantah oleh Amerika Serikat.
Amerika Serikat juga dikenal telah melakukan eksperimen menyebarkan pinjal dan nyamuk lewat udara untuk melihat apakah hewan tersebut menjadi penyebar penyakit yang efektif.
Sementara, Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) punya program perang entomologis tersendiri yang berfokus pada kutu.
(TribunPalu.com/Rizki A.)