Cerita Atlet
Media Olympic Puji Kehebatan Minions, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya: Tak Semudah yang Terlihat, Tapi
Media Olympic Channel menguak kehebatan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya menjadi ranking satu dunia. Bagaimana strategi The Minions pada debut perdana ini?
TRIBUNPALU.COM - Nama atlet megabintang, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo terus menjadi sorotan di cabang olahraga bulutangkis.
Menjadi nomor satu dunia di sektor ganda putra sejak September 2017 hingga saat ini, membuat mata dunia tak henti-hentinya memuji kemampuan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang konsisten tampil mendominasi.
Sama halnya media ajang olahraga akbar, Olympic Channel yang berkesempatan mewawancari keduanya.
Video interview itu baru saja diunggah pada Jumat (31/7/2020) di laman resmi Olympic Channel.
• Tak Banyak yang Tahu, Ini yang Harus Dibayar Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Usai Gagal jadi Juara Dunia
Dalam kesempatan itu, Olympic Channel mengulik kisah pejuangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang tetap menjadi momok di sektor ganda putra.
"Mereka terlihat sangat mudah mencapainya, tetapi.." tulis Olympic Channel dalam narasi videonya.
Menanggapi pandangan itu, Kevin Sanjaya mengaku mempertahankan posisi lebih sulit daripada mencapai nomor satu dunia.
"Mantain jauh lebih susah daripada kita ke nomor satu, tapi di saat kita nomor satu, kita bertahan di posisi itu sih yang paling susah," jelas atlet asal Banyuwangi itu.

• Jarang Terekspos, Ini Kisah Marcus Gideon Berkarier di Badminton: Sering Nangis karena Diejek Pendek
Dengan gelar nomor satu dan jam terbang tinggi Marcus Gideon/Kevin Sanjaya di ajang turnamen BWF World Tour, Olympic Channel menanyakan kesiapan mereka menghadapi debut pertama mereka di ajang empat tahunan tersebut.
"Pemain Indonesia sangat dominan di sektor ganda putra, memenangkan 17 gelar turnamen dunia sejak 2018. Akankah mereka bisa menaklukkan Tokyo 2020 saat mereka mengawali debutnya di Olympic?" kata Olympic Channel.
Marcus Gideon pun memiliki harapan besar di debut pertamanya ini.
"Ya pasti targetnya pengen emas ya, itu juga harapan buat kita banget lah, impian," ungkapnya.
Namun, diakuinya ketenangan adalah kunci dalam meraih kemenangan itu.
"Tapi ya kita step by step aja dan lakuin apa yang ada di depan, lakuin yang terbaik satu per satu," lanjut bapak beranak satu itu.
• Tambah Lagi, 10 Nama Atlet Bulutangkis Sudah Lolos Kualifikasi Olympic 2020, Peluang Masih Terbuka
Sementara, Kevin Sanjaya juga menyebut target yang sama.
Tetapi menurutnya menikmati proses dan melakukan yang terbaik adalah usaha yang harus terus ia pertahankan.
"Ya pastinya pengen juara lah Olympic, cuman kan ya nikmati aja lah. Nggak mau terlalu pressure juga. Yang penting saya mau kasih yang terbaik," ujar Kevin Sanjaya.
Mengulas sejarah dominasi Indonesia di ajang Olympic, terakhir kali kemenangan dipersembahkan oleh Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olympic Beijing 2008.
Tentu saja, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya jadi harapan besar bagi Indonesia yang berpeluang kuat merebut emas Olympic 2020.
"Ganda putra Indonesia tidak mendapatkan medali emas sejak Markis Kido dan Hendra Setiawan memenangkan medali emas di Beijing 2008," narasi dalam video tersebut.

• Perjuangan Sang Ayah demi Kevin Sanjaya; Rela Tempuh Jarak Jauh, Tak Pernah Absen Dampingi Latihan
Marcus Gideon pun mengaku termotivasi saat menyaksikan laga final itu.
Sehingga ia pun bertekad ingin menjadi kampiun Olympic selanjutnya.
"Ya saya juga nonton waktu itu di rumah di televisi. Sangat gimana ya, kayanya pengen banget gitu 'wah keren ya bisa Olympic champion kan', itu juga kan prestisius banget gelarnya, ya impian lah waktu itu juga," jelas Marcus Gideon.
Olympic Channel juga tahu betul bagaimana Indonesia sangat menggilai bulutangkis, sehingga tak heran jika Marcus Gideon/Kevin Sanjaya benar-benar menjadi tumpuan juara.
"Marcus Gideon yang berusia 29 tahun dan Kevin Sanjaya yang masih 24 tahun membawa harapan dan ekspetasi bangsa di pundak mereka," tulis Olympic Channel.
Menanggapi hal itu, Marcus Gideon justru mengenang masa di mana keduanya masih harus membangun chemistry.
"Kita nggak pasti langsung bagus juga. Terus ada beberapa turnamen gagal tapi ya kita evaluasi akhirnya tahun 2016 awal mulai kelihatan hasilnya," jelasnya.
• Olympic Ditunda, Marcus Gideon Optimis sekaligus Gemas Hadapi Endo/Watanabe: Akhirnya Pasti Menang!
Lebih lanjut, Marcus Gideon juga mengaku jika saat The Minions menjadi nomor satu, tekanan justru semakin bertambah.
Bahkan mereka dituntut untuk harus menang, meskipun jika kalah di laga final saja itu sudah dianggap gagal memenuhi ekspetasi.
"Ya pasti tekanan banyak ya dari mana-mana. Kalau dulu kan sebelum jadi ranking satu, kita main juga no pressure, kalau menang kaya kejutan, giliran kalah ya nggak apa apa, normal. Giliran sekarang kita main pun, dari semua aspek itu bilang kita harus juara, kalau kalah di final aja, katanya failed gitu, gagal," terang atlet kelahiran Jakarta tersebut.

Namun, dengan tekanan tersebut mereka justru bisa belajar mengatasi kelemahan mereka demi meraih kesuksesan.
"Ya kita nikmati ajalah. Nikmati setiap proses pertandingan, kita menang kita nikmatin, kita kalah kita nikmatin. Emang ekspetasi mereka (publik) sangat tinggi, tapi menang kalah kan tetep kita berdua yang ngerasain," ucap Kevin Sanjaya.
Baginya, memberikan usaha yang terbaik dan melakukannya secara maksimal sudah menjadi motivasi mereka untuk selalu maju.
"Kita udah berusaha yang maksimal yang penting kita usaha aja," pungkas Kevin Sanjaya.
Simak videonya dalam tautan berikut: Gideon and Sukamuljo: It's not as easy as it looks
(TribunPalu.com/Isti Prasetya)