Studi di Inggris Sebut Kasus Infeksi Covid-19 yang Parah Jarang Terjadi pada Pasien Anak-anak

Dibandingkan usia dewasa, pasien Covid-19 yang masih kanak-kanak dan remaja disebut cenderung tidak mengalami kasus yang parah.

Editor: Imam Saputro
thailandmedical.news
ILUSTRASI pasien anak yang dirawat di rumah sakit. 

TRIBUNPALU.COM - Penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis baru tidak pandang bulu.

Artinya, siapa saja bisa terkena penyakit ini, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, orang dewasa, remaja, maupun anak-anak.

Namun, dibandingkan usia dewasa, pasien Covid-19 yang masih kanak-kanak dan remaja cenderung tidak mengalami kasus yang parah.

Selain itu, kasus kematian pada pasien Covid-19 anak-anak terbilang sangat jarang.

Hal ini dikemukakan oleh sebuah penelitian di Inggris yang dipublikasikan pada Kamis (27/8/2020).

ILUSTRASI pasien anak yang dirawat di rumah sakit.
ILUSTRASI pasien anak yang dirawat di rumah sakit. (thailandmedical.news)

BLT Subsidi Gaji Rp 600 Belum Cair Bagi Pekerja yang Pakai Rekening Bank Swasta, Ini Penjelasannya

Jubir Satgas COVID-19: Tingkat Kesembuhan di Indonesia Lebih Tinggi dari Rata-rata Dunia

Satgas Covid-19 Akui Kewalahan Melawan Banyaknya Hoaks, Minta Media Mainstream Bantu Luruskan

Dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia, studi terhadap pasien Covid-19 di 138 rumah sakit di Inggris tersebut menemukan bahwa kurang dari satu persen kasus merupakan anak-anak.

Dan dari angka itu, kurang dari satu persennya, atau total enam kasus, meninggal dunia.

Kasus kematian ini terjadi pada pasien yang memiliki penyakit penyerta serius atau masalah kesehatan tertentu.

"Kami dapat merasa yakin bahwa Covid-19 tidak menyebabkan bahaya terhadap anak-anak dalam skala yang signifikan," kata Malcolm Semple, profesor di bidang pengobatan wabah dan kesehatan anak di University of Liverpool.

"Pesan tingkat tertinggi dari studi ini adalah kasus penyakit yang parah pada pasien Covid-19 anak-anak terbilang langka, dan kasus kematian juga sangat kecil, dan bahwa para orangtua tidak perlu terlalu khawatir apabila anak-anak pergi ke sekolah," lanjutnya.

Meski begitu, protokol kesehatan seperti memakai masker atau jaga jarak fisik tetap harus dipatuhi untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

Selain itu, diperlukan pula evaluasi dan pertimbangan yang menyeluruh mengenai rencana pembukaan sekolah atau kegiatan belajar tatap muka.

Pro Kontra Pembukaan Kembali Bioskop di Tengah Pandemi Covid-19, Epidemiolog Khawatirkan Hal Ini

Tulis Surat di Sel, Jerinx Minta IDI atau Kemenkes Teliti Kondisinya yang Tak Terinfeksi Covid-19

Data penyebaran virus corona secara global menunjukkan bahwa hanya satu hingga dua persen kasus Covid-19 terjadi pada anak-anak dan golongan usia muda/remaja.

Mayoritas kasus infeksi pada anak-anak sifatnya ringan atau tanpa gejala (asimptomatik), dengan catatan kasus kematian yang rendah.

Untuk studi yang diterbitkan di jurnal kedokteran BMJ ini, tim yang dipimpin oleh Malcolm Semple meneliti data dari 651 bayi dan anak-anak/remaja di bawah usia 19 tahun yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 antara 17 Januari 2020 hingga 3 Juli 2020.

Menurut para peneliti, enam anak pasien Covid-19 yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Ini menunjukkan tingkat fatalitas yang rendah pada pasien anak, jika dibandingkan dengan tingkat fatalitas pada pasien Covid-19 semua umur, dari 0 hingga 106 tahun, yang dirawat di rumah sakit pada periode yang sama.

Yakni, 27 persen.

Secara keseluruhan, bisa dibilang risiko kasus Covid-19 yang parah jarang terjadi pada anak-anak.

Namun, para peneliti juga menyebut, anak-anak dari etnis kulit hitam dan anak yang mengalami obesitas, memiliki risiko yang berbeda, seperti yang ditunjukkan studi ini terhadap pasien dewasa.

Studi ini juga menunjukkan bahwa anak-anak bisa mengalami sejumlah gejala yang bervariasi saat terinfeksi Covid-19.

Seperti sakit tenggorokan, mual, muntah, sakit perut (abdomen), diare, dan ruam-ruam.

Gejala ini dapat menyertai gejala utama Covid-19, yakni demam, susah bernafas, dan batuk-batuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah virus corona Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 lalu.

Hingga Jumat (28/8/2020) hari ini pukul 04.19 GMT atau 11.19 WIB, jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 24.628.190.

Sementara, angka kesembuhan tercatat sebesar 17.094.258 dan angka kematian sebanyak 835.628.

*) Artikel ini hanya menyajikan paparan hasil penelitian tentang Covid-19, penyakit baru yang mana seluruh dunia masih melakukan dan mengembangkan penelitian untuk mengungkap fakta dan informasinya lebih lanjut.

Sumber: Reuters via Channel News Asia

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved