Pemerintah Diminta Alokasikan Dana untuk Pengadaan Gawai bagi Siswa yang Membutuhkan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun diharap untuk memikirkan ketidaktersediaan peralatan seperti gawai bagi peserta didik.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
FOTO ILUSTRASI - Siswa belajar dari rumah dengan memanfaatkan gawai/gadget dan didampingi orangtua, Selasa (31/3/2020). 

TRIBUNPALU.COM - Di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang masih merebak di Indonesia, para pelajar diimbau untuk melakukan pembelajaran jarak jauh secara online atau dalam jaringan (daring).

Namun, pembelajaran jarak jauh dirasa masih belum bisa dilakukan secara merata, sebab tidak semua pelajar memiliki gawai atau gadget yang memadai.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun diharap untuk memikirkan ketidaktersediaan peralatan seperti gawai bagi peserta didik.

Terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim.

Ramli menyebut semestinya pemerintah bukan lagi memikirkan pulsa atau paket data, akan tetapi device atau gawai untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Kemdikbud harusnya mempunyai data daerah yang sangat membutuhkan device itu di mana," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (28/8/2020).

Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim (Tribun Timur/Amiruddin)

Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Diimbau untuk Tidak Sering Bepergian ke Luar Kota

PM Jepang Abe Shinzo Mengundurkan Diri, Ini Deretan Ucapan dari Para Pemimpin Dunia

Ramli memiliki gagasan, hendaknya pemerintah melakukan pengadaan gawai bagi siswa yang membutuhkan.

Namun dengan sistem peminjaman layaknya meminjam buku di perpustakaan.

"Bukan diberikan tapi dipinjamkan, sistemnya seperti perpustakaan zaman dulu, ambil buku di perpustakaan kemudian dikembalikan pada waktunya, atau diperpanjang peminjamannya," ujar Ramli.

Menurut Ramli, keberadaan gawai lebih mendesak untuk saat ini.

"Yang dibutuhkan alatnya, seharusnya pemerintah menggunakan sistem perpustakaan, dipinjamkan kepada yang belum memiliki."

"Kalau kemudian sudah memiliki ya dikembalikan ke sekolah," ungkap Ramli.

Lebih lanjut, Ramli menyebut kebijakan alokasi Rp 9 triliun untuk pulsa dan data bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen dinilai tidak tepat sasaran.

Menurut Ramli, saat ini harga paket data untuk belajar sudah murah dibandingkan sebelumnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved