Tips Kesehatan
Cara Cek Bayi Sehat atau Tidak di Dalam Kandungan Tanpa Perlu ke Dokter,Cukup Dideteksi dari Gerakan
Berikut ini cara mudah mengecek perkembangan janin di dalam kandungan tanpa perlu pergi ke dokter.
TRIBUNPALU.COM - Menjaga kehamilan agar tetap sehat, tak cukup hanya dengan rutin kontrol ke bidan ataupun dokter kandungan.
Meskipun dokter sudah "mengintipnya" lewat pemeriksaan USG, ataupun memantau denyut jantung janin dengan doppler dan kardiotokografi (CTG), di luar itu selama 24 jam ibu pun wajib memantau kehamilannya sampai tiba waktu bersalin.
Lalu bagaimana caranya memantau perkembangan janin dari waktu ke waktu? Tanpa USG atau doppler?
Ibu bisa melakukannya sendiri di rumah, di kantor, maupun dalam perjalanan.
• Cara Cek Kadar Gula Darah: Tes A1C Tahunan Bisa Dilalui bila Anda Tidak Miliki Diabetes
• Cara Cek Tekanan Darah Sendiri di Rumah, Kapan Kita Dianjurkan Mengukur Tekanan Darah?
Yang dimaksud ginekolog dari RS Persahabatan ini tak lain adalah memantau gerak janin.
Ini amat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan bayi, apakah normal atau tidak, sehat atau tidak, hidupkah atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan?
Untuk bisa memantau gerakan janin, ibu memang harus sedikit bersabar.
Apalagi jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama karena gerakan janin umumnya baru bisa dirasakan pada usia kehamilan sekitar 18 minggu.
Sedangkan untuk anak kedua dan seterusnya bisa dideteksi lebih dini, semisal pada usia kehamilan 16 minggu.
Mengapa bisa begitu? Tak lain karena saat mengandung anak kedua, biasanya kepekaan ibu sudah semakin tajam berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin pun akan semakin terasa.
Hal ini sejalan dengan terbentuknya plasenta dan ari-ari secara sempurna sehingga aliran darah dari ibu ke janin pun berjalan baik, dan otomatis gerakan janin pun makin lama jadi semakin sering dan bisa dirasakan ibu.
Mengenai gerakan ini, Iqbal memberi gambaran bahwa gerakan janin pertama kali dirasakan di usia kehamilan muda dengan gerakan yang relatif sangat sedikit dan jarang.
Semakin tua usia kehamilan, gerakan janin pun jadi semakin sering dan kuat.
Namun, intensitasnya akan mengalami penu-runan di usia kehamilan akhir 8 bulan menjelang persalinan hingga akhirnya sampai pada suatu titik dimana gerakan ini justru sedemikian tidak sehat buat si bayi.