Kerap Kritik Anies Baswedan, Yunarto Wijaya Akui Sikapnya Bodoh & Sengaja Tunjukkan Keberpihakannya
Sebagai konsultan politik, Yunarto Wijaya akui sikapnya bodoh saat berat sebelah dan kerap mengkritik keras kebijakan Gubernur Anies Baswedan.
"Dan buat gue ada beberapa indikator yang nggak bisa gue terima. Penggunaan isu SARA.
Buat gue itu primitif dalam politik. Demokrasi kata kuncinya satu, kesetaraan," jelasnya.

• KAMI Deklarasi di Tengah Pandemi Covid-19, Yunarto Wijaya: Begidik Liat Mic Dipindah-pindah Mulut
Lebih lanjut, Yunarto Wijaya sebelumnya telah mengagumi Anies Baswedan yang memiliki pemikiran terbuka tetapi ia mengaku kecewa dengan sikap mantan Mendikbud itu saat maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Buat gue lebih mengecewakan lagi ketika seorang Anies Baswedan yang sempat membuat gue terpesona dengan tulisan 'Merajut Tenun Kebangsaan'-nya dan setahu gue cukup terbuka pemikirannya sebagai intelektual muda masuk dalam arus besar itu," terang Yunarto Wijaya.
"Gue nggak mengatakan terlibat ya, tapi masuk dan menikmati arus besar itu," tegasnya.
"Jadi ini bukan tentang membela Ahok, tentang pernyataan sikap gue menolak orang yang menurut gue masuk dalam arus besar yang harus gue tolak," pungkas Yunarto Wijaya.
Mendengar pengakuan itu, Helmy Yahya penasaran apakah sikap penolakan itu masih dilakukan meski telah lama terjadi.
"Sikap lu sampe sekarang?" cecar Helmy Yahya.
"Sama," singkat Yunarto Wijaya.
"Kan itu udah lama, Tok?" sahut Helmy Yahya lagi.
"Yes, exactly. Jadi buat gue orang yang naik dengan cara yang tidak baik harus lebih kita kritisi kinerjanya.
Karena kompensasi dari orang seperti itu, mau tidak mau dia harus kerja dengan sangat baik," kata Yunarto Wijaya.
"Ini bagian dari sebuah tanggung jawab?" tanya Helmy Yahya.
"Menurut gue iya. Bagaimana Anies harus diuji lebih ketat dalam kinerjanya ketika dalam satu tahapan yang kita anggap raportnya merah dan gue warga Jakarta," tutup Yunarto Wijaya.
Simak selengkapnya di sini:
(TribunPalu.com/Isti Prasetya)