Cerita Dokter di DKI Jakarta saat Hadapi Pasien yang Membeludak: Sedih, Rumah Sakit 'Chaos' Banget

Dokter di DKI Jakarta akui kondisi rumah sakit di Ibu Kota mulai kacau akibat penambahan jumlah kasus yang terus meningkat.

Editor: Imam Saputro
Kompas.com
Ilustrasi - Dokter di DKI Jakarta akui kondisi rumah sakit di Ibu Kota mulai kacau akibat penambahan jumlah kasus yang terus meningkat. 

TRIBUNPALU.COM - Peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dari hari ke hari justru menimbulkan kekhawatiran.

Sebab saat ini Ibu Kota tengah mencatat kasus harian tertinggi, tepatnya lebih dari seribu kasus selama beberapa hari belakangan.

Kekhawatiran itu juga disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Menurutnya, peningkatan angka penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Anies Baswedan mengklaim, pemerintah setempat telah melakukan testing lima kali lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan World Health Organization (WHO).

Dari testing yang dilakukan, maka penambahan kasus harian yang didapat juga semakin meningkat.

Anies Baswedan dalam Konferensi Pers pada Senin (25/5/2020) di Graha BNPB.
Anies Baswedan dalam Konferensi Pers pada Senin (25/5/2020) di Graha BNPB. (YouTube BNPB Indonesia)

Anies Baswedan Tiadakan Isolasi Mandiri di Rumah, Dokter Covid-19 Cemas: Kami Sudah Berjatuhan

"Di Indonesia hanya ada dua provinsi yang (jumlah testing) melampaui angka WHO, yakni Jakarta dan Sumatera Barat. Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terakhir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus, artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," kata Anies Baswedan dikutip dari video KompasTV, Kamis (3/9/2020).

Sementara dari data pemerintah pusat, DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus Covid-19 terbanyak se Indonesia.

Pada Kamis (3/9/2020), terdapat 43.709 kasus dengan angka sembuhan mencapai 32.424 kasus.

Sementara korban meninggal dunia sebanyak 1.253 jiwa.

Dari jumlah total itu, pasien yang masih menjalani perawatan mencapai 10.032 kasus.

Tak ayal jumlah tersebut membuat rumah sakit di DKI Jakarta kewalahan.

Kerap Kritik Anies Baswedan, Yunarto Wijaya Akui Sikapnya Bodoh & Sengaja Tunjukkan Keberpihakannya

Senada dengan pernyataan Anies Baswedan, seorang dokter bernama Ola, juga mengakui bahwa keadaan rumah sakit sekarang ini memang sedang kacau.

Perempuan 25 tahun itu menceritakan kisahnya selama berjuang dari kepanikan rumah sakit saat menghadapi pasien yang terus berdatangan.

"Chaos, sangat, sangat chaos banget. Karena seperti yang kita lihat di berita itu benar," kata Ola saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Menurutnya, kondisi ini lebih parah dari awal kemunculan pandemi Covid-19 pada Maret lalu.

Jumlah pasien yang semakin banyak membuat rumah sakit membeludak.

Sebab banyak pasien yang tiba-tiba datang dengan membawa hasil swab test yang positif.

Ada pula yang datang lantaran sudah mengalami gejala parah seperti sesak napas.

Curhat Dokter Penyintas Covid-19 Soal Banyak Warga yang Tak Takut Virus Corona dan Anggap Konspirasi

"Ya grafiknya sangat naik, udah dalam keadaan sesak butuh dirawat gitu. Lebih parah dibandingkan sebelumnya (awal pertama Covid-19 muncul di Indonesia)," lanjut Ola.

Ia pun mengaku miris dengan keadaan Ibu Kota saat ini.

Pasalnya, selama enam bulan pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia, keadaan justru memburuk.

Sebagai tenaga medis ia dan rekan sejawatnya mengaku sedih harus terus menerus menjaga diri dengan pakaian alat pelindung diri (APD) selama delapan jam per hari untuk merawat pasien Covid-19.

Tak hanya itu, Ola juga memikirkan perasaan pasien yang harus terpisah dari keluarganya karena harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Sebab, hanya ada dua kemungkinan nasib pasien tersebut, yakni keluar rumah sakit dengan keadaan sembuh atau meninggal dunia.

"Saya sangat sedih ketika melihat pasien terus-menerus ke rumah sakit. Saya melihat pasien itu diantar keluarganya tanpa tahu apakah itu hari terakhir mereka ketemu bapak atau ibunya setelah dirawat atau melihatnya lagi keluar dari rumah sakit dengan keadaan sembuh," ungkap Ola.

ILUSTRASI vaksin.
ILUSTRASI (bgr.com)

IDI Sebut Vaksin Covid-19 Tidak Bersifat Permanen, Hanya Bertahan Enam Bulan

Untuk itu, ia terus berjuang demi bisa memulihkan pasien agar mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.

Dia akan merasa puas saat melihat pasien yang ia tangani bisa sembuh dari Covid-19.

"Saya mau pasien-pasien saya bisa kumpul bareng lagi bersama keluarganya. Ini yang membuat saya harus berjuang untuk bagaimana caranya jangan ada lagi penambahan kasus kematian karena Covid-19," jelasnya.

Ola juga berharap banyak kepada masyarakat untuk bisa membantu meringankan beban tenaga medis dengan mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19.

Menurutnya, mematuhi protokol kesehatan adalah kunci pencegahan penularan virus corona yang paling efektif.

"Patuhi peraturan, Covid ini bukan main-main loh, ini beneran seseram itu. Jadi, ketika keluhan demam aja bisa dua hari tiga hari tiba-tiba sesak napas dan tidak bisa napas. Hanya dengan hitungan hari, tidak melihat umur, tidak melihat penyakit bawaan, tidak melihat kaya atau miskin, siapa pun bisa kena," jelas Ola.

Sehingga jika benar-benar peduli dengan situasi pandemi Covid-19 ini, Ola meminta untuk tetap membiasakan melakukan protokol kesehatan kapan pun dan di mana pun.

"Kalau masih mau tetap bertahan dan masih sayang dengan keluargamu, jaga diri, patuhi pakai masker. Kalau kebiasaan sih pasti lama-lama terbiasa," pungkasnya.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved