DKI Jakarta, Bali, dan Kalimantan Timur: 3 Provinsi dengan Laju Kematian akibat Covid-19 Tertinggi

"Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur adalah provinsi dengan laju kematian tertinggi dalam seminggu terakhir," kata jubir Satgas Penanganan Covid-19.

BPMI via setkab.go.id
Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito 

TRIBUNPALU.COM - Kasus infeksi virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan, dengan angka kematian yang terbilang cukup tinggi.

Bahkan, ada tiga provinsi di Indonesia yang memiliki laju kematian tertinggi akibat Covid-19 dalam sepekan terakhir.

Tiga provinsi tersebut adalah Bali, DKI Jakarta dan Kalimantan Timur.

"Bali, DKI Jakarta, Kalimantan Timur adalah provinsi dengan laju kematian tertinggi dalam seminggu terakhir," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers daring yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/9/2020).

Sementara itu, Wiku juga menyebut bahwa provinsi dengan jumlah kasus kematian akibat corona tertinggi dalam sepekan terakhir adalah Jawa Timur.

Tercatat, ada 218 kasus kematian di Jawa Timur selama sepekan belakangan.

"Dalam seminggu terakhir, jumlah penambahan kasus kematian mingguan tertinggi itu berada di Jawa Timur, yaitu 218 kematian," ucap Wiku.

Sementara itu, Sumatera Barat menjadi provinsi dengan peningkatan angka kematian tertinggi secara persentase.

Ada peningkatan 150 persen di Sumatera Barat dalam kurun waktu seminggu terakhir.

Wiku mengatakan bahwa terdapat 11 kabupaten atau kota yang kasus aktifnya di atas seribu.

Kesebelas kabupaten atau kota itu adalah Kota Semarang, Kota Medan, Kota Bekasi, Kota Makasar, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Jakarta Timur, Kota Surabaya, dan Kota Pekanbaru.

"Dari segi demografi kabupaten/kota ini memang kabupaten/kota dengan jumlah penduduk yang padat dan merupakan kota besar," kata Wiku.

Kasus aktif di 11 kabupaten atau kota tersebut menyumbang 26 persen kasus aktif di Indonesia.

Sehingga menurutnya, apabila kasus aktif di 11 kabupaten atau kota tersebut dapat ditekan, maka akan berdampak signifikan pada penurunan kasus aktif secara nasional.

"Kami mohon agar 11 Kabupaten/Kota ini agar menjaga penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor sosial ekonominya yang sudah berjalan," katanya.

Menurut Wiku, kasus aktif di Indonesia cenderung mengalami penurunan setiap minggunya, meskipun angkanya fluktuatif.

Kisah Faizal Terjaring Razia Masker: Rela Dipenjara 3 Hari karena Tak Mampu Bayar Denda Rp 150 Ribu

Virus Corona Bukan Aib, Pejabat Publik yang Positif Covid-19 Diminta Terbuka Umumkan ke Masyarakat

Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, proporsi terbanyak adalah kabupaten/kota dengan 1-50 kasus aktif yaitu ada 292 kabupaten/kota atau 56,8 persen dari total keseluruhan kabupaten atau kota yang ada di Indonesia.

"Ini adalah kabar baik," pungkasnya.

Kasus aktif di Indonesia sendiri saat ini sedikit lebih rendah daripada kasus aktif dunia.

Kasus aktif di Indonesia mencapai 56.720 kasus atau 24,4 persen, sedangkan kasus aktif dunia 24,6 persen.

Data jumlah pasien positif corona di Indonesia dilihat dari data di situs resmi covid19.go.id, pasien terkonfirmasi sebanyak 3.635 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 sebanyak 232.628 orang.

Angka tambahan ini seperti diketahui menurun ketimbang pada hari Rabu (16/9/2020) lalu yang mencapai 3.963 kasus.

Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 2.585 pasien. Adapun total kasus sembuh sebanyak 166.686 orang.

Untuk jumlah yang meninggal dunia menjadi 9.222 orang setelah ada penambahan kasus meninggal pada Kamis (17/9/2020) adalah sebanyak 122 orang.

Jumlah suspek per hari ini juga tercatat sebanyak 103.209 orang, lebih tinggi ketimbang Rabu lalu yang sejumlah 100.236 orang.

Seperti diketahui, pada Rabu (16/9/2020), kasus positif Covid-19 total sebanyak 228.993 kasus.

Sementara, jumlah pasien sudah sembuh menjadi 164.101 orang. Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 9.100 orang.

Pada kesempatan tersebut, Wiku Adisasmito juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor mengapa sembilan provinsi diprioritaskan dalam hal penanganan pandemi covid 19.

Pertimbangan pemilihan ke sembilan Provinsi tersebut karena jumlah kasus aktif yang tinggi.

"Kedua adalah laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus di sembilan provinsi tersebut," kata Wiku.

Selain itu, sembilan provinsi tersebut menurut Wiku memiliki persentase kematian yang tinggi.

Provinsi-provinsi tersebut juga memiliki laju kematian yang cepat.

"Selain tentunya karena karakteristik wilayahnya," kata Wiku.

Bambang Trihatmodjo Gugat Menteri Keuangan Sri Mulyani, Berawal dari Utang, Ini Kronologinya

Direktur Jenderal WHO Kritisi Pilihan antara Kesehatan Publik dan Ekonomi dalam Melawan Covid-19

Benih Lobster Diselundupkan, Susi Pudjiastuti Memohon untuk Dilepaskan: Masih Adakah Kewarasan Akal?

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo mengawal penanganan Covid-19 di sembilan provinsi.

Sembilan Provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

30 Juta Kasus

Kasus virus corona (Covid-19) di dunia sudah melewati 30 juta. Hal itu terlihat dari data yang dirilis Worldometers kemarin. Tercatat virus corona sudah menjangkiti 30.042.776 kasus di dunia.

Adapun total kasus kematian mencapai 945.166 orang dan 21.808.582 pasien sembuh dari Covid-19.

Reuters melaporkan, India menjadi episentrum terbaru pandemi covid-19, meskipun gabungan Amerika Utara dan Selatan menyumbang hampir setengah dari kasus global.

Jumlah kasus harian baru global mencapai tingkat rekor dalam beberapa hari terakhir dan kematian mendekati 1 juta di saat dunia sedang berlomba-lomba mengembangkan dan memasarkan vaksin Covid-19.

Jumlah resmi kasus virus corona global sekarang lebih tinggi lima kali jumlah penyakit influenza parah yang tercatat setiap tahun, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di seluruh dunia, ada hampir 1 juta kasus kematian, melampaui kisaran 290.000 hingga 650.000 kematian tahunan terkait dengan influenza.

Angka ini memang masih jauh dibanding flu Spanyol pada 1918 silam, yang menginfeksi sekitar 500 juta orang, menewaskan sedikitnya 10 persen dari mereka.

India pada Rabu (16/9/2020) menjadi negara kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, yang mencatat lebih dari 5 juta kasus.

Negara Asia Selatan, negara terpadat kedua di dunia itu, telah melaporkan lebih banyak kasus harian baru dibanding Amerika Serikat sejak pertengahan Agustus dan menyumbang lebih dari 16 persen dari kasus global yang diketahui.

Amerika Serikat memiliki sekitar 20 persen dari keseluruhan kasus global, meskipun hanya memiliki 4 persen dari populasi dunia.

Brasil, negara ketiga yang terkena dampak terburuk, menyumbang sekitar 15 persen dari kasus global.

Hanya butuh waktu 18 hari untuk kasus global melonjak dari angka 25 juta menjadi lebih dari 30 juta.

Kemudian, hanya butuh 20 hari bagi dunia untuk meningkat dari 20 juta menjadi 25 juta, dan 19 hari untuk naik lagi dari 15 juta menjadi 20 juta.

Di sisi lain, perlombaan untuk mengembangkan dan memperoleh vaksin corona mulai semakin ramai dalam beberapa minggu terakhir dengan sekitar 200 kandidat.

Presiden AS Donald Trump telah mengatakan negaranya dapat memiliki vaksin yang siap didistribusikan sebelum pemilihan AS pada 3 November.

Sementara, seorang pejabat kesehatan China minggu ini mengatakan China mungkin memiliki vaksin yang siap digunakan publik pada awal November 2020. 

(Tribun Network/Reuters/The Straits Times/fik/mal/wly)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bali, Jakarta dan Kaltim, Tiga Provinsi dengan Laju Kematian Tertinggi akibat Covid-19

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved