Fahri Hamzah Dihujat Usai Bela Gibran di Pilkada Solo, Karni Ilyas: Netizen atau Anda yang Berubah?
Fahri Hamzah akhirnya buka suara terkait dukungan yang diberikan kepada Gibran Rakabuming di Pilkada Solo.
TRIBUNPALU.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah akhirnya buka suara terkait dukungan yang diberikan kepada Gibran Rakabuming di Pilkada Solo.
Dukungan yang diberikan Fahri Hamzah itu justru membuat dirinya mendapatkan berbagai nyinyiran dari pengguna media sosial.
Pasalnya, Fahri Hamzah sebelumnya begitu terkenal kerap mengkritik Jokowi.
• Soroti Ucapan Fachrul Razi Soal Radikalisme, Fahri Hamzah: Dugaan Saya Menteri Agama Minder
• Ungkap Uang Honor Usai Jadi Pembicara di ILC, Fahri Hamzah: Honor Malam Ini Terasa Sekali
Dilansir TribunJakarta dari program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Rabu (13/9), Fahri memberikan penjelasannya mengapa ia berubah sikap untuk mendukung Gibran Rakabuming, putra Jokowi di Pilkada Solo.
Hal tersebut bermula ketika Karni Ilyas mempertanyakan sikapnya.
"Dulu Anda diagung-agungkan para netizen tetapi sekarang Anda mendapatkan kritikan. Pertanyaannya ini Anda yang berubah atau netizen yang berubah?" ujar Karni Ilyas.
FOLLOW JUGA:
"Iya semua orang bisa berubah, tak ada yang pasti kecuali perubahan itu sendiri," tegas Fahri Hamzah.
Mantan wakil ketua DPR RI ini menyatakan, posisi dirinya saat ini berbeda karena telah memiliki partai politik dan mempunyai struktur 100 persen di Partai Gelora.
"Mereka punya dinamika yang gak bisa saya kendalikan sepenuhnya karena itu dinamika rakyat. Yang sebenarnya fair terjadi di semua tingkatan. Rakyat memilih siapa yang mau dipilih, terkadang mereka juga memilih kotak kosong," beber Fahri Hamzah.
Fahri menjelaskan, mendukung Gibran Rakabuming merupakan salah satu dinamika rakyat.
"Saya kira kita semua berubah. Partai Gelora membangun kolaborasi di tingkat bawah, di Sumbawa saya membangun kolaborasi kader partai yang mengusung Nur Salam," ujar Fahri Hamzah.
• Mengapa Fahri Hamzah Tidak Menolak Penghargaan Bintang Mahaputra Nararya dari Joko Widodo?

Lebih lanjut, Fahri Hamzah saat ini mengkhawatirkan krisis legitimasi kekuasaan di tingkat pusat maupun daerah.
"Kalau kita punya legitimasi kita masih bisa menghadapi krisis ekonomi dan sebagainya. Tetapi sekali kita kehilangan legitimasi itu berbahaya. Krisis ini bisa sebabkan legitimasi di pemerintah pusat," imbuh Fahri Hamzah.
Fahri menilai, saat ini Jokowi harus mengumumkan kondisi yang dihadapi merupakan masalah spesial karena tak pernah dihadapi sebelumnya.