Simulasi yang Dilakukan di Jepang Tunjukkan Bahwa Face Shield Tak Efektif Tahan Penyebaran Covid-19

Sebuah simulasi yang dilakukan di Jepang menemukan bahwa face shield plastik hampir tidak efektif menahan aerosol respirasi.

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Pekerja menunjukkan face shield (pelindung wajah) hasil produksi di workshop pembuatan di kawasan Dukuh Setro, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/6/2020). Penjualan face shield meningkat tajam sejak digaungkannya new normal life oleh pemerintah pada awal Juni lalu. Dalam sehari, pekerja mampu memproduksi 2.000-3.000 pieces alat pelindung wajah untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia dengan harga Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu per satu face shield. 

TRIBUNPALU.COM - Sebuah simulasi yang dilakukan di Jepang menemukan bahwa face shield plastik hampir tidak efektif menahan aerosol respirasi.

Temuan tersebut menimbulkan keraguan akan efektivitas face shield dalam mencegah penyebaran virus corona.

Simulasi dilakukan menggunakan Fugaku, superkomputer tercepat di dunia, dan menemukan bahwa hampir 100 persen tetesan udara berukuran kurang dari 5 mikrometer lolos melalui pelindung plastik tersebut. Satu mikrometer sendiri adalah sepersejuta meter.

Selain itu, menurut Riken, sebuah lembaga penelitian yang didukung pemerintah di kota barat Kobe, sekitar setengah dari tetesan yang lebih besar berukuran 50 mikrometer punya jalan untuk menyatu dengan udara.

Jadwal MotoGP Catalunya 2020 Minggu 27 September 2020, LIVE TRANS7, Race Utama Ada Perubahan Jam

Lowongan Kerja BUMN PT. Taspen untuk Lulusan D3-S1, Buka 25 - 29 September 2020,Ini Daftar Posisinya

Pilkada di Masa Pandemi, Luhut Ungkap Rencana untuk Cegah Penularan serta Kemungkinan Ubah Keputusan

Mengapa temuan ini menjadi penting? Sebab, masyarakat terus diimbau untuk rajin mencuci tangan, namun transmisi aerosol masih belum begitu diperhatikan.

Face shield kini digunakan oleh sebagian orang di ruang publik, namun tidak semua pengguna face shield juga menggunakan masker.

Makoto Tsubokura, ketua tim di pusat ilmu komputasi Riken, mengatakan simulasi tersebut menggabungkan aliran udara dengan reproduksi puluhan ribu tetesan dengan ukuran berbeda, mulai di bawah 1 mikrometer hingga beberapa ratus mikrometer.

Turun Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 5.000, Cek Rincian Harga Tiap Gramnya

Ia mengingatkan agar masyarakat tidak memakai face shield sebagai alternatif masker. Sebab, hasil simulasi menunjukkan kemampuan face shield sangat terbatas dalam melindungi penggunanya dari penyebaran virus, terutama berlaku untuk tetesan kecil kurang dari 20 mikrometer.

"Semua partikel aerosol yang jauh lebih kecil dapat keluar melalui celah antara wajah dan pelindung wajar."

"Namum di saat yang sama, terkadang face shield dapat menahan tetesan berukuran lebih besar dari 50 mikrometer," ungkapnya.

Tsubokura menyarankan face shield hanya digunakan oleh orang-orang yang disarankan tidak memakai masker, seperti orang dengan masalah pernapasan dan anak kecil.

Tetapi, mereka juga disarankan hanya menggunakannya di luar ruangan atau di dalam ruangan dengan ventilasi baik.

Adapun Fugaku sendiri dapat melakukan lebih dari 415 kuadriliun komputasi per detik, dan belum lama ini menemukan bahwa masker wajah yang terbuat dari kain bukan tenunan lebih efektif dalam memblokir penyebaran Covid-19 melalui tetesan udara, daripada yang terbuat dari katun dan poliester.

Superkomputer seharga 130 miliar Yen (sekitar Rp 18,38 triliun) itu juga pernah menjalankan simulasi tentang bagaimana tetesan pernapasan menyebar di ruang kantor dengan dipartisi dan di kereta yang penuh sesak ketika jendela gerbong terbuka.

Meski tidak akan beroperasi penuh hingga tahun depan, para ahli berharap Fugaku dapat membantu mengidentifikasi pengobatan untuk Covid-19 dari sekitar 2.000 obat yang ada, termasuk yang belum mencapai tahap uji klinis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Face Shield Tak Efektif Menahan Penyebaran Covid-19", 
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Wisnubrata

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved