Kata Najwa Shihab soal Wawancara Bangku Kosong tentang Terawan: Pak Terawan Bisa Menjawab Kapan Saja
Presenter Najwa Shihab memberikan klarifikasi atau meluruskan terkait sikapnya terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
TRIBUNPALU.COM - Presenter Najwa Shihab memberikan klarifikasi atau meluruskan terkait sikapnya terhadap Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Seperti yang diketahui, berbeda dengan biasanya, Najwa Shihab menghadirkan bangku kosong di panggung acara Mata Najwa.
Hal itu dilakukan untuk menggantikan sosok Menkes Terawan yang tak kunjung muncul setelah beberapa kali diundang oleh acara Mata Najwa selama pandemi Covid-19.

Hal itu lantas menjadi viral dan bahkan banyak yang menjadikan sebagai parodi ataupun meme oleh masyarakat.
• Soal Cecaran Najwa Shihab untuk Terawan, Fadli Zon: Sejak Maret Menganjurkan Menkes Diistirahatkan
Dilansir TribunWow.com, Najwa Shihab mengatakan bahwa apa yang dilakukan sebenarnya bukan sesuatu yang aneh dan baru.
Karena menurutnya, hal itu sudah banyak dilakukan di negera-negara lain kaitannya dalam proses demokrasi, yakni debat.
Namun diakuinya memang untuk di Indonesia masih cukup baru sehingga terasa asing.
"Treatment ini juga berbeda dengan format wawancara imajiner," ujar Najwa Shihab, dikutip dari unggahan akun Instagramnya, @najwashihab, Selasa (29/9/2020).
Najwa Shihab menegaskan bahwa sejauh ini selain menunggu kedatangan Terawan tetapi juga menunggu jawaban-jawaban atas pertanyaan yang sudah disampaikan kepada 'bangku kosong'.
"Kedua, ini juga tidak imajiner karena (a) pertanyaan yang saya ajukan memang bukan imajiner dan saya juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban2 fiktif seolah-olah saya sudah berdialog dengan Pak Terawan; (b) Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja."
Selain itu, Najwa Shihab mengaku sudah memikirkan dengan matang ide kreatif tersebut yang seakan menggambarkan kefrustasian menunggu kedatangan Terawan.
• Najwa Shihab Sindir Menkes Jarang Muncul ke Publik, Luhut: Mungkin Dia Tak Suka Bicara
Namun dirinya menggarisbawahi bahwa apa yang dilakukan itu tidak memiliki tujuan khusus yang mengarah ke nada negatif, seperti provokatif dan bullying.
Menurutnya, hal itu masih dalam batas wajar yang ditujukkan kepada pejabat publik.
"Saya memikirkan dengan cukup masak saat menghadirkan bangku kosong ini, termasuk risiko dituduh melakukan persekusi atau bullying."
"Saya berkeyakinan, elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang less power - aspek penting yang menjadi prasyarat sebuah tindakan bisa disebut persekusi atau bullying. Sulit menganggap pejabat elite adalah pihak yang lemah."
Sementara itu terkait dampak yang akan didapat oleh Menkes Terawan, Najwa Shihab menilai ada hal yang jauh lebih penting.
Yakni nasib keselamatan 267 juta lebih penduduk Indonesia dari pandemi Covid-19 seiring kasusnya semakin tinggi.