Wawancara Eksklusif dengan Akmal Taher, Ungkap Alasannya Mengundurkan Diri dari Satgas Covid-19
Dokter Akmal Taher resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Dokter Akmal Taher resmi mengundurkan diri dari posisi Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Akmal Taher pun mengungkapkan alasan dirinya mundur dari jabatan tersebut.
Menurutnya, terjadi perbedaaan strategi dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Meski memutuskan mundur di tengah angka kasus Covid-19 yang terus meningkat, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah.
Menurut Akmal, banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengedukasi masyarakat terkait penanganan Covid-19. Termasuk, mengingatkan agar menggunakan masker.
Namun, mantan direktur utama Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta ini menyebutkan hal yang sedang dikerjakannya.
Yakni, mengedukasi masyarakat terkait pentingnya tracing (pelacakan) kasus Covid-19.
Akmal mengatakan, bahwa saat ini banyak masyarakat yang belum memahami dan cenderung tertutup saat didalami terkait tracing kasus.
Padahal, tracing menjadihal penting dalam menelusuri sebaran virus corona.
• Umrah di Tengah Pandemi Covid-19: Durasi Prosesi Diperpendek Jadi Tiga Jam, Usia Jemaah Dibatasi
• Guru Besar UI Akmal Taher Mundur dari Satgas Covid-19, Kecewa Tracing dan Testing Tak Diutamakan
• Menteri Agama Fachrul Razi Positif Covid-19, 48 Orang yang Berkontak Dengannya Jalani Tes Swab
• Tak Bisa Raih Juara Dunia, Valentino Rossi Tegaskan akan Tetap Lanjutkan Perjuangan di MotoGP 2020
Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia ini juga menegaskan, pengunduran dirinya dari Satgas
Covid-19 tanpa desakan pihak mana pun.
Ia memutuskan untuk hengkang karena memiliki strategi tersendiri dalam membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19 ini.
Berikut petikan wawancara Tribun Network dengan Akmal Taher Senin (28/9/2020):
Bapak mundur dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19?
Sudah, sudah banyak itu kan. Benar (mundur dari Satgas Covid-19,red).
Apa alasannya memutuskan untuk keluar dari Satgas Covid-19?
Hanya perbedaan strategi aja. Sudut pandang. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Itu hanya
strategi pilihan saja, strategi apa yang mau diambil.
Saya kira seperti itu penting melihatnya.Saya berpendapat seperti ini, sementara organisasi berpendapat, barang kali dengan perspektif yang lain dansebagainya.
Biasa terjadi, menurut saya. Saya pikir, kalau gitu saya kerjakan saja ditempat lain, dengan strategi yang saya yakini nanti saya kerjakan. Itu aja. Cuman pengin gitu aja.
Apakah usulan-usulan Dokter tidak diterima oleh Satgas Covid-19 atau seperti apa?
Ya enggak itu diskusi aja, bukan diterima atau tidak diterima. Habis itu kan mesti diputuskan.
Dalam sebuah diskusi, Bapak menyatakan bahwa ada pihak yang ingin angka kematian kasus
Covid-19 agar diturunkan. Itu seperti apa?
Saya mau klarifikasi, itu tidak ada kaitan dengan pengunduran diri loh ya. Jangan disambung-sambungkan. Saya melihat sekarang menjadi luas ke mana-mana jadinya.
Justru saya di acara itu menjelaskan, itu kan bukan acara wawancara. Webinar.
Saya panjang menjelaskan soal itu, tapi ada poin inti yang penting, tolong dimasukin, masalah itu jangan dijadikan polemik gitu loh di publik. Itu kan diskusi akademik dan sebagainya silakan saja.
Tapi kalau jadi diskusi publik, kasihan. Keadaan kita makin jelek nanti. Entar jadi ribut, pro-kontra dan
sebagainya. Sementara diskusi bisa dilakukan secara akademik.
Kalau sama jelasin panjang-panjang, saya ambil contoh saja. Itu buktinya apa susah itu. Saya juga
enggak mengklaim pendapat saya jadi benar.
Saya dokter di RS lama, jangankan sekarang, enggak pakai pandemi pun untuk menyatakan sebuah kematian enggak mudah. Makanya, saya bilang enggak usah dijadikan polemik. Jalan aja.
Saat ini angka kasus Covid-19 terus meningkat, kenapa memilih keluar dari Satgas Covid-19? Padahal peran Dokter bisa lebih besar?
Yang penting kita kerjakan saja apa yg mesti kita kerjakan. Dan sekali lagi itu soal bagaimana kita
bekerja dalam satu organisasi tapi setiap orang punya pilihan juga dalam setiap organisasi.
Dan menurut saya akan lebih bagus buat saya untuk saya kerjakan apa yang saya yakinin aja. Akan ada banyak yang bisa gantiin saya. Banyak sekali.
Dokter bilang perannya tidak berpengaruh, tapi Dokter dipercaya masuk Satgas Covid-19. Berarti peran
itu dibutuhkan? Setelah keluar dari Satgas Covid-19, langkah apa yang akan dilakukan?
Banyak yang saya kerjakan, sekarang banyak sekali acara publik yang bisa kita ikuti. Masyarakat itu
masih perlu disadarkan juga.
Pakai masker dan sebagainya, itu segala macam dilakukan. Saya kira banyak banget. Saya enggak bisa diem dari dulu, apa saja saya kerjakan.
Kondisi saat ini, masyarakat mulai beraktivitas kembali. Di lapangan, banyak orang merasa bahwa kehidupan sudah kembali normal.
Ada daerah yang lebih bagus dari yang lainnya. Dan treatment-nya juga musti lokal seperti itu. Jadi setiap
usaha harus kita lihat dengan kekhususan masing-masing, tiap daerah. Enggak bisa dijadikan satu di Indonesia ini.
Di kota dengan desa bisa berbeda pendekatannya. Dalam satu kota pun ada yang berbeda- beda.
Mundur dari Satgas Covid-19, atas kemauan sendiri atau ada desakan pihak lain?
Enggak ada desakan sama sekali, iya dong (keputusan sendiri,red). Iya enggak ada (desakan,red).
(tribun netwrok/yuda)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Akmal Taher Mundur dari Satgas Covid-19, Sang Guru Besar Ungkap Alasan dan Rencananya Tangani Corona
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia