Ada Aksi Anarkis Tolak UU Cipta Kerja, Sekjen PDI P: Ada Yang Tak Sabar Nunggu Pilpres 2024

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut ada pihak yang mendorong aksi anarkis menolak RUU Omnibuslaw tersebut.

Editor: Imam Saputro
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Polisi menyemprotklan air kepada massa aksi saat unjuk rasa menolak UU Omnibus Law yang dilakukan dari berbagai elemen di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (8/10/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja di DPR pada 5 Oktober 2020 lalu memicu demonstrasi di sejumlah kota.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) banyak dituding sebagai pihak yang mendorong disahkannya undang-undang tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut ada pihak yang mendorong aksi anarkis menolak RUU Omnibuslaw tersebut.

"Ada pihak-pihak yang memanas-manasi karena kepentingan politik 2024 (Pemilihan Presiden 2024). Ini yang sangat disayangkan. Mari kita tingkatkan dialog,"ujar Hasto dalam wawancara ekslusif dengan Tribun Network di Jakarta, Selasa (13/10).

Menurut Hasto, manakala tidak setuju pada undang-undang tersebut bisa melalui mengajukan judicial review (uji materiil) ke Mahkamah Konstitusi.

"Undang-undang itu ingin memberikan kepastian baik kepada investor maupun para pekerja. Dikatakan tidak ada pesangon, buktinya ada. Tidak ada cuti, buktinya ada. Mari kita lihat secara jernih dan kemudian kita awasi bersama-sama implementasi UU tersebut," ucapnya.

Berikut petikan wawancara Tribun Network dengan Hasto Kristiyanto.

Tanya: Bagaimana Anda melihat demonstrasi di berbagai kota yang menolak RUU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR?

Jawab: Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi. Masyarakat yang mengekspresikan dan menyampaikan pendapatnya itu dijamin konstitusi.

Namun PDI Perjuangan sangat prihatin ketika ada pihak-pihak yang merusak sarana publik.

Massa melakukan aksi demonstrasi di Jakarta, Selasa (13/10/2020). Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja berakhir ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Massa melakukan aksi demonstrasi di Jakarta, Selasa (13/10/2020). Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja berakhir ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

UU itu yang terpenting di tingkat implementasinya dan sangat ditentukan oleh semangat penyelenggara negara.

Pak Jokowi-KH Ma’ruf Amin kan berasal dari rakyat, sehingga PDI Perjuangan yakin beliau-beliau dalam menjalankan UU Cipta Kerja itu bertumpu pada kepentingan bangsa dan negara.

Ada perbedaan itu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai merusak dan memecah persatuan bangsa, apalagi ada pihak-pihak yang memanas-manasi karena kepentingan politik 2024. Ini yang sangat disayangkan.

PDI Perjuangan sebagai partai pengusung pemerintah Jokowi, akan terus melakukan dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat khususnya para mahasiswa dan buruh.

PDI Perjuangan sering menyatakan diri sebagai partai wong cilik. Namun banyak orang menilai isi dari UU Cipta Kerja itu tak berpihak pada wong cilik terutama soal pesangon, dan perlindungan buruh. Bagaimana menurut Anda?

Ya itu kan bagian dari isu yang dimainkan secara massif, tujuannya memang mendiskreditkan pemerintahan Jokowi. Mereka punya target maksimum, minimum. Target minimum adalah menciptakan suatu instabilitas politik. 

Ketika para kepala daerah bertemu dengan para demonstran, banyak yang mengaku belum baca UU tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved