Bank Dunia Setujui Dana 12 Miliar Dolar AS untuk Vaksin Covid-19 di Negara-negara Berkembang
Dana yang akan dikucurkan oleh Bank Dunia untuk vaksin, tes, dan perawatan Covid-19 di negara-negara berkembang itu setara dengan Rp 177,1 triliun.
TRIBUNPALU.COM - Bank Dunia (World Bank) mengatakan, jajaran dewan eksekutif telah menyetujui pendanaan sebesar 12 miliar dolar AS atau setara Rp 177,1 triliun bagi negara-negara berkembang untuk membeli dan mendistribusikan tes, perawatan, dan vaksin Covid-19.
Dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia, rencana keuangan ini merupakan bagian dari total sumber daya senilai 160 miliar dolar AS yang telah dijanjikan oleh para pemberi pinjaman pembangunan multilateral kepada negara-negara berkembang hingga Juni 2021 untuk membantu mereka memerangi pandemi virus corona.
Rencana tersebut pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada akhir September lalu.

Bank Dunia mengatakan program pendanaan akan mencakup dukungan teknis kepada negara-negara penerima, sehingga mereka dapat mempersiapkan distribusi vaksin dalam skala besar.
Hal ini juga memberi sinyal kepada perusahaan obat bahwa akan ada permintaan yang kuat dan dana yang cukup untuk vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang.
"Paket pendanaan ini membantu memberi sinyal kepada penelitian dan industri farmasi bahwa masyarakat di negara berkembang juga membutuhkan akses ke vaksin COVID-19 yang aman dan efektif," kata pihak Bank Dunia dalam sebuah pernyataan.
"Ini juga akan memberikan pendanaan dan dukungan teknis sehingga negara berkembang dapat bersiap untuk mendistribusikan vaksin dalam skala besar, dalam koordinasi dengan mitra internasional," lanjutnya.
Akses ke vaksin yang aman dan efektif, "serta sistem penyampaian yang diperkuat adalah kunci untuk mengubah jalannya pandemi Covid-19 dan membantu negara-negara yang mengalami dampak pada sektor ekonomi dan fiskal bergerak menuju pemulihan yang tangguh" kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam pernyataannya.
Baca juga: Sempat Dikabarkan akan Menunda Pernikahan, Nikita Willy Justru Gelar Pengajian dan Malam Bainai
Baca juga: Protes Penangkapan Petinggi KAMI, Gatot Nurmantyo Sebut Polri Bertindak Represif
Baca juga: Ingatkan Mikhayla untuk Selalu Bersyukur, Cara Nia Ramadhani Didik Anak-anaknya Tuai Pujian
Pembiayaan tersebut "juga akan mendukung berbagai negara untuk mengakses tes dan perawatan COVID-19, dan memperluas kapasitas imunisasi untuk membantu sistem kesehatan dalam membagikan vaksin secara efektif," tambahnya.
Persetujuan pendanaan ini telah jauh-jauh hari diharapkan, karena David Malpass mengumumkan proyek tersebut pada akhir September.
Sementara vaksin Covid-19 masih belum ada di pasaran, David Malpass mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian Prancis, Le Figaro, bahwa itu tetap perlu dipersiapkan karena proses distribusi vaksin yang terbilang rumit.
Pendekatan Bank Dunia, menurut pernyataan tersebut, mengacu pada "keahlian yang signifikan dalam mendukung program imunisasi skala besar untuk penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, serta program kesehatan masyarakat untuk mengatasi penyakit menular lainnya seperti HIV, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan."
Bank Dunia Ingin Gelontorkan 12 Miliar Dolar AS untuk Vaksin Covid-19 di Negara-Negara Miskin dan Berkembang
Sebelumnya diberitakan, Bank Dunia (World Bank) mengatakan, pihaknya telah meminta jajaran eksekutif untuk menyetujui alokasi dana sebesar 12 miliar dolar AS guna membantu negara-negara miskin dalam membeli dan mendistribusikan vaksin Covid-19.
Hal ini disampaikan Bank Dunia pada Selasa (29/9/2020).
Bank Dunia telah mengimplementasikan program tanggap darurat di 111 negara di dunia dan dana ekstra itu, jika disetujui, akan ditujukan kepada negara-negara yang berpendapatan rendah hingga sedang.
Seorang juru bicara Bank Dunia mengatakan, "Vaksin Covid-19 yang aman dan efektif adalah jalan yang menjanjikan bagi dunia untuk kembali melakukan pelonggaran."
"Perekonomian global tidak akan pulih sepenuhnya sebelum orang-orang merasa mereka bisa hidup, bersosialisasi, bekerja, dan bepergian dengan yakin dan aman," lanjutnya.

• Angka Kematian Global akibat Covid-19 Capai 1 Juta, WHO: Bukan Tidak Mungkin Mencapai Dua Juta
• Bantah Tudingan yang Menyudutkan China, WHO Kembali Tegaskan Covid-19 Terjadi Secara Alami
Dikutip TribunPalu.com dari laman Channel News Asia, dana tersebut akan dibagikan dalam waktu 12 hingga 18 bulan.
Vaksin Covid-19 memang belum tersedia secara komersial.
Namun, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan kepada koran Prancis Le Figaro, "Proses distribusi vaksin memang rumit" dan penting untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan hal tersebut.
"Kami ingin negara-negara miskin mendapat akses terhadap vaksin dan di negara-negara ini, kami ingin masyarakat yang paling rentan dan tenaga medis divaksin," kata David.
Baca juga: Akui Telah Pelajari Draf UU Cipta Kerja, Hotman Paris Sampaikan Kabar Baik untuk Para Buruh
Baca juga: Petinggi KAMI Ditangkapi Polisi, Ini Respons Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, hingga Fadli Zon
Baca juga: Tak Hanya Kurangi Penyebaran Covid-19, IMF Sebut Lockdown Juga Efektif untuk Pulihkan Ekonomi
David Malpass mengatakan, pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu telah memiliki pengalaman dengan sejumlah program imunisasi.
Seperti imunisasi polio dan campak.
Serta pengalaman dalam menangani krisis kesehatan, seperti wabah Ebola.
Bank Dunia telah menggelontorkan 45 miliar dolar AS sebagai bantuan finansial antara April hingga Juni 2020, saat ekonomi global terpuruk di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Sumber: Channel News Asia
(TribunPalu.com/Rizki A.)