Capai Rp21,95 Triliun, Realisasi Investasi Sulteng 2020 Raih Posisi Pertama di Sulawesi
Angka itu meningkat sebesar 18,84% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya mencapai Rp18,47 triliun.
Transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp505,28 miliar atau 2,3%), dan pertambangan (Rp198,45 miliar atau 0,9%).
Penanaman Modal Asing
Shandra juga menyebutkan, capaian realisasi penanaman Modal Asing (PMA) terbesar berdasarkan sektor usaha.
Ada tiga sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar antara lain, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp15,73 triliun atau 88,57%).
Sementara yang terbesar adalah PT Dexin Steel Indonesia mencapai (Rp3,05 triliun).
Kemudian disusul PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy (Rp2,16 triliun), dan PT Lestari Smelter Indonesia (Rp1,30 triliun).
Sedangkan listrik, gas dan air (Rp 764,57 miliar atau 4.30%) yang terbesar adalah PT Morowali Power Mandiri (Rp763,30 miliar).
Untuk perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp620,91 miliar atau 3,49%) yang terbesar adalah PT Transon Bumindo Resources (Rp367,64 miliar).
Sedangkan capaian realisasi PMDN terbesar berdasarkan sektor usaha menurut Shandra, ada tiga dengan nilai terbesar antara lain, listrik, gas dan air (Rp2,34 triliun atau 56,03%) yang terbesar adalah PT Poso Energy (Rp2,13 triliun) dan PT Arkora Sulawesi Selatan (Rp196,83 miliar).
Sementara tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (Rp1,17 triliun atau 27,96%) yang terbesar adalah PT Cipta Agro Nusantara Alam (Rp266,18 miliar).
Shandra juga menyebutkan, di Sulawesi Tengah masih memiliki stok investasi yaitu PT Huayue Nickel Cobalt yang bergerak di sektor usaha industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan kapasitas 60.000 ton/tahun yang rencananya selesai konstruksi 2021.
PT Huayue Nickel Cobalt pada tahun 2021 masuk pada tahap comisioning dan tahun 2022 masuk dalam tahap komersil.
Selain itu ada PT. QMB Energy Materials yang bergerak di sektor usaha industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun.
Perusahaan tersebut adalah penghasil bahan baku baterai dan rencananya di tahun 2022 selesai konstruksi dan di pertengahan Tahun 2023 masuk pada tahap comisioning serta di tahun 2024 masuk pada tahap komersil.
Kedua Perusahaan tersebut berlokasi di PT IMIP, Kabupaten Morowali.