Di Tengah Sengitnya Pilpres AS 2020, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Paris Agreement

Hasil dari persaingan ketat dalam Pilpres AS 2020 akan menentukan seberapa lama langkah AS keluar dari pakta global yang dibuat pada 2015 ini bertahan

smithsonianmag.com
ILUSTRASI perubahan iklim. 

Sementara, Joe Biden secara luas diharapkan untuk meningkatkan tujuan tersebut jika terpilih.

Dia telah berjanji untuk mencapai emisi nol-bersih pada tahun 2050 di bawah rencana besar senilai 2 triliun dolar AS untuk mengubah ekonomi.

Grup Rhodium mengatakan bahwa pada tahun 2020, emisi karbon Amerika Serikat akan berada di kisaran 21 persen di bawah level 2005.

Grup itu menambahkan, di bawah pemerintahan Donald Trump periode kedua apabila terpilih kembali, pihaknya memperkirakan emisi AS akan meningkat lebih dari 30 persen hingga 2035 dari level 2019.

Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa dunia harus mengurangi emisi secara tajam dan cepat untuk menghindari efek paling dahsyat dari pemanasan global.

China, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa baru-baru ini juga meningkatkan target pengurangan emisi karbon mereka.

Baca juga: Donald Trump Bilang Pandemi Covid-19 Segera Berakhir, Ini Janji Joe Biden Jika Menang Pilpres AS

Baca juga: Indonesia Calonkan Diri Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Jokowi: Bukan untuk Gagah-Gagahan

Harapan Aktivis

Sejak lama, para aktivis telah mengharapkan perubahan di Amerika Serikat.

Mengutip artikel Kompas pada 6 November 2019 lalu, hanya beberapa hari setelah Donald Trump memenangi pemilu AS tahun 2016, pemerintah telah meratifikasi kesepakatan iklim Paris pada November di tahun yang sama.

Aturan kesepakatan tersebut menyatakan AS harus menunggu tiga tahun sebelum secara resmi menarik diri.

Namun, saat ini sebuah tim telah dibentuk untuk mengurus segala proses teknis terkait penarikan diri AS.

Nanti, mundurnya AS dari kesepakatan iklim Paris akan selesai pada 4 November 2020, tepat satu hari setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) berikutnya diadakan.

Para aktivis lingkungan di AS berharap Donald Trump gagal dalam Pilpres tahun 2020.

Mereka ingin Donald Trump diganti oleh kandidat presiden dari Partai Demokrat, yang sebelumnya telah berjanji untuk mempertahankan kesepakatan iklim Paris jika menang.

"Presiden berikutnya perlu bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris, dan berkomitmen terhadap penyelesaian tuntutan perubahan iklim, dengan menghadirkan transformasi energi bersih yang dilakukan secara cepat dan luas," ujar Jean Su, Direktur Energi Pusat Keragaman Hayati, yang berkedudukan di AS.

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved