Teror Semut di Banyumas, Tim Entomologi Unsoed: Bersifat Karnivora, Diberi Gula Tidak Mau
Menurut tim Entomologi Unsoed, semut yang ditemukan di Desa Pageraji, Kabupaten Banyumas memiliki sifat cenderung karnivora.
TRIBUNPALU.COM - Kawanan semut yang jumlahnya mencapai ribuan ekor melanda permukiman warga di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
Tim Entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto ikut turun tangan atas teror semut di wilayah tersebut.
Menurut tim dari Laboratorium Entomologi dan Parasitologi, Fakultas Biologi, Unsoed Purwokerto, semut yang ditemukan di Desa Pageraji, memiliki sifat cenderung karnivora.
Tim masih perlu membawa sampel semut tersebut untuk memastikan dan mengetahui jenisnya.
"Ini lain daripada semut yang biasanya ada. Semut ini sangat tertarik sekali justru dengan hewan lain yang masih hidup seperti belalang," ungkap anggota tim ahli, Darsono kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (17/11/2020).
Menurutnya, semut di Desa Pageraji ini tidak tertarik dengan gula.
"Saya beri gula, semut tersebut tidak mau."
"Setelah diberi belalang, langsung menggerumut."
"Ketertarikan pada serangga lain yang masih hidup, rupa-rupanya mungkin semut karnivora," jelasnya.
Baca juga: Teror Ribuan Semut di Pageraji Banyumas, Tak Hanya Menggigit Warga Tapi Juga Membuat Mata Pedih
Baca juga: Kasus Raibnya Uang Winda Earl, Tersangka Pembobol Rekening Akui Tak Berikan Buku Tabungan dan ATM
Menurut warga sekitar, semut-semut ini tidak membawa pulang makanannya ke sarang dan makanan tersebut langsung dimakan di tempat.
"Harus dipelajari lebih lanjut terkait karakter semut untuk penanganan ke depannya," ungkapnya.
Darsono mengatakan, pada umumnya semut apabila makan selalu dibawa pulang ke sarang.
Jika semut membawa makanan pulang ke sarang, itu akan lebih mudah dalam hal penanganannya.
Di mana umpan diberi perlakuan, ketika makanan dibawa pulang dan diberikan ke kerabatnya di sarang, maka yang lain akan ikut terkena.
"Kalau semut yang ini saya belum tahu."