Angka Kematian akibat Covid-19 di Indonesia Tinggi, Epidemiolog: Indikasi Pandemi Tak Terkendali

Hal yang perlu diperhatikan, adalah pencegahan kematian akibat Covid-19 tidak perlu menanti vaksin Covid-19 tersedia.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
ILUSTRASI - Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Selasa (31/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

TRIBUNPALU.COM - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi salah satu indikator situasi pandemi yang tidak terkendali.

Hal itu disampaikannya menanggapi rekor kasus kematian tertinggi secara harian yang terjadi di Indonesia pada Rabu (9/12/2020).

"(Tingginya) angka kematian adalah salah satu indikator akhir wabah yang memberikan gambaran bahwa situasi pengendalian pandemi suatu wilayah atau negara cenderung belum atau tidak terkendali," ujar Dicky.

"Dan juga ada masalah sangat serius dalam strategi mereka (pemerintah)," kata dia.

Baca juga: Ketua KPK Pastikan Sprindik terhadap Erick Thohir Hoaks, Minta Deputi Penindakan Usut Penyebarnya

Baca juga: Usut Kasus Tewasnya 6 Pengawal Rizieq Shihab, FPI Minta Komnas HAM Rekrut Komisioner Independen

Baca juga: Yunarto Wijaya: Gibran dan Bobby jadi Pemimpin Daerah, Jokowi Posisikan Diri sebagai Politisi Biasa

Baca juga: Kerumunan Muncul Saat Benyamin-Pilar Menang Versi Quick Count, Airin Rachmi Tegur: Pakai Maskernya

Sementara itu, dari sisi daerah, angka kematian yang tinggi bisa menjadi tolok ukur bahwa daerah belum mampu mengatasi Covid-19.

Salah satu penyebabnya, kata Dicky, minimnya pelaksanaan pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing), dan perawatan (treatment).

"Ini menyebabkan tingkat kematian pun akan terus meningkat," ucap Dicky.

Dicky menjelaskan, kriteria bahwa suatu wilayah atau negara mulai terkendali pandeminya adalah jika angka kematian sudah mulai nol.

Hal yang perlu diperhatikan, adalah pencegahan kematian akibat Covid-19 tidak perlu menanti vaksin Covid-19 tersedia.

"Mencegah kematian akibat Covid-19 tidak harus menunggu vaksin Covid-19 ada. Negara-negara yang berhasil mengendalikan pandemi telah sejak awal menerapkan 3T yang masif dan kosisten," ucap Dicky.

"Kegagalan dalam melakukan upaya 3T akan menyebabkan semakin banyak korban sakit dan kematian," tuturnya.

Sebelumnya, pada Rabu (9/12/2020), jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia mencatatkan jumlah tertinggi, yakni mencapai 171 orang dalam satu hari.

Hal itu berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga pukul 12.00 WIB.

Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak pertama kali pandemi muncul di Tanah Air pada 2 Maret 2020.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog: Tingginya Angka Kematian Indikasikan Pandemi Tak Terkendali"
Penulis : Dian Erika Nugraheny

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved