Kabar Tokoh
Kisah Risma, dari PNS Biasa Kini Menteri Sosal, Kariernya Meroket dan Diidolakan Sejak Gebrakan Ini
Kisah Risma dari PNS biasa kini jadi Menteri Sosial, kariernya meroket dan diidolakan sejak terapkan gebrakan ini.
TRIBUNPALU.COM - Nama Tri Rismaharini santer dibicarakan berkat gebrakan dan sosoknya yang tegas saat bertugas.
Apalagi sejak menjadi Wali Kota Surabaya dua periode, Risma kian menjadi idola lantaran membawa perubahan baik untuk wilayahnya.
Bahkan bisa dibilang kini sosoknya telah menjadi tokoh politik nasional yang berpengaruh.
Berkat prestasinya, Presiden Joko Widodo menunjuk Risma menjadi Menteri Sosial untuk menggantikan Juliari Peter Batubara, Selasa (22/12/2020).
Tak mudah bagi jalan Risma sampai pada kariernya sebagai Menteri Sosial.
Sebab jauh sebelumnya, Risma hanya seorang pegawai negeri sipil (PNS) biasa di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 1990-an.
Pada tahun 1997, Risma menduduki jabatan Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Baca juga: Risma Resmi Jadi Mensos, Khofifah Tunjuk Whisnu Sakti Buana Jadi Plt Wali Kota Surabaya
Sejak 2005 sudah jadi idola
Namanya mulai menjadi idola bagi masyarakat Surabaya sejak tahun 2005.
Dari tahun 1997 hingga 2005, Risma sempat berganti jabatan selama beberapa kali.
Hingga akhirnya pada 2005, ia dipercaya menjadi Kepala Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya hingga 2008.
Jabatan inilah yang membuat namanya banyak disebut lantaran Risma memulai gerakan pembersihan sekaligus mempercantik Kota Surabaya.

Hanya dalam tiga tahun menjabat, Risma menunjukkan kinerja yang luar biasa.
Wajah Kota Surabaya yang sebelumnya dianggap kumuh mulai berseri, lebih hijau, dan bersih.
Di sinilah kepopuleran Risma melambung dan membuat namanya semakin dikenal publik.
Jabatan terakhirnya selama berkiprah sebagai birokrat yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya ada 2008-2010.
Awal karier politik
Diusung PDI-P, Risma bersama Bambang DH menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya pada 2010-2015.
Namun, baru tiga bulan menjabat, cobaan datang menerpa Risma.
Saat itu, Risma hendak diberhentikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya lantaran menerbitkan aturan kenaikan pajak reklame.
DPRD pun menggunakan hak angket guna menyingkirkan Risma, tetapi akhirnya gagal.
Setelah upaya pelengseran Risma, Bambang DH mendadak mengajukan pengunduran diri sebagai Wakil Wali Kota Surabaya ke DPP PDI-P pada 2013.
Baca juga: Rekam Jejak Tri Rismaharini yang Ditunjuk Jadi Menteri Sosial, Walikota Idola Warga Surabaya
Raih banyak penghargaan
Risma dan wilayahnya, Kota Surabaya mendapatkan banyak penghargaan.
Kota Pahlawan mendapat penghargaan kota layak anak dan Adipura Kencana secara berturut-turut, pengelolaan taman terbaik seluruh Indonesia, dan terkenal di mata internasional.
Penghargaan bergengsi lain yang diraih Risma adalah Mayor of The Month pada 2014.
Lalu, yang fenomenal adalah penghargaan wali kota terbaik dunia dari Citymayors.com pada Maret 2015.
Dalam bulan yang sama, Risma juga mendapatkan penghargaan World Mayor Commendation dari World Mayor Project dan masuk 50 tokoh besar dunia di peringkat 24 dari media terkemuka Amerika Serikat, Fortune.
Berkat prestasi itu, PDI-P kembali merekomendasikan untuk maju Pilkada 2015 dan kembali terpilih.
Beberapa kontroversi dan dinilai gagal tangani Covid-19
Meski kariernya melejit, nama Risma juga sempat meredup setelah putra sulungnya Fuad Bernardi diperiksa terkait amblesnya Jalan Raya Gubeng pada Desember 2018.
Dalam kasus itu, putra sulung Risma hanya berstatus sebagai saksi.
Selain itu, terdapat pula hal kontroversial yang pernah dilakukan Risma, salah satunya pada akhir Juni lalu.
Yakni saat Risma melakukan sujud dua kali di hadapan pengurus IDI Surabaya di Balai Kota Surabaya.
Dalam upaya menekan laju penularan Covid-19, tercatat Risma juga pernah naik pitam saat mengetahui dua mobil PCR dari BNPB yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Risma tampak menelepon salah seseorang pejabat Pemprov Jatim sambil marah-marah sebab bantuan mobil PCR itu disebut diberikan untuk Surabaya.
Ia tidak terima karena bantuan mobil laboratorium dialihkan untuk daerah lain.
"Saya dapat (chat) WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (mobil laboratorium) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang," kata Risma dengan nada tinggi.
Penanganan Covid-19 di Surabaya sempat dinilai gagal hingga Kota Pahlawan dilabeli zona hitam.
Namun, Pemerintah Provinsi Jawa Timur kemudian buru-buru meluruskan warna Kota Surabaya pada peta sebaran Covid-19 Jawa Timur bukan hitam, melainkan merah tua.

Rencana setelah purnatugas
Di hari pemungutan suara Pilkada Surabaya, 9 Desember lalu, jawaban Risma masih gamang soal pertanyaan tawaran menteri.
Sebelumnya, Risma mengaku beberapa kali pernah mendapat tawaran sebagai menteri namun tawaran itu selalu ditolak.
Sebab Risma memiliki rencana di luar dunia politik yakni berbisnis dan mengajar setelah pensiun dari jabatannya sebagai wali kota Surabaya.
"Pertama, saya akan coba berbisnis, kedua ada beberapa perguruan tinggi yang meminta saya menjadi pengajar," ujar dia usai melakukan pencoblosan di TPS 001, Wiyung, Surabaya, Rabu (9/12/2020).
Saat itu, nama Risma mencuat sebagai kandidat Menteri Sosial, pengganti Juliari Batubara yang terjerat kasus korupsi bansos Covid-19.
Pada Senin (14/12/2020), Risma mengaku, belum mendapatkan tawaran secara resmi.
Tetapi jika tawaran tersebut datang, ia akan melaksanakan shalat istikharah atau meminta petunjuk.
"Nanti dilihat dulu, istikharah, bisa apa tidak? Nanti iya iya tapi ternyata tidak bisa gimana," kata Risma.

Baca juga: Risma Jadi Mensos Gantikan Juliari Batubara, Inilah Langkah Pertamanya: Utamanya Bansos
Menanti gebrakan Risma
Beberapa hari berselang, nama Risma yang mencuat dan dikabarkan menjadi pengganti mensos terjadi.
Selasa (22/12/2020) sore, Presiden Jokowi menunjuk Risma menggantikan posisi Juliari Batubara yang saat ini ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus korupsi bantuan sosial Covid-19.
Hal pertama yang akan dilakukan adalah membenahi data penerima bantuan sosial agar tidak terjadi kesalahan dan bantuan tersebut tepat sasaran.
Sesuai instruksi Jokowi, nantinya penyerahan bantuan sosial menggunakan sistem transfer ke rekening masing-masing penerima.
Risma sudah memiliki ancang-ancang untuk melakukan pemberdayaan kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Caranya adalah dengan mengekstraksi program yang telah dilakukan selama sepuluh tahun menjabat sebagai wali kota Surabaya.
"Jadi (masyarakat) bukan hanya menerima bantuan, tapi kita ajarkan mereka berdaya, kayak (program) Pahlawan Ekonomi, Kampung Anak Negeri," tutur Risma.
Artikel ini diolah dari sumber Kompas.com dengan judul "Perjalanan Karier Risma, dari PNS Idola Masyarakat Surabaya, Wali Kota, Kini Menteri Sosial".
(TribunPalu.com, Kompas.com/Ghinan Salman)