Blusukan Menteri Risma Tuai Kritikan, Yunarto Wijaya: Tapi Tak Bisa Dibantah Urusan Output Kerjanya

Pengamat politik Yunarto Wijaya berkomentar soal aksi blusukan yang dilakukan Mensos Risma yang menuai pro dan kontra di media sosial.

Editor: Imam Saputro
Kolase TribunPalu.com - Tribunnews.com x YouTube Najwa Shihab
Pengamat politik Yunarto Wijaya berkomentar soal aksi blusukan yang dilakukan Mensos Risma yang menuai pro dan kontra di media sosial. 

TRIBUNPALU.COM - Pengamat politik Yunarto Wijaya berkomentar soal aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) yang menuai pro kontra publik.

Yunarto Wijaya berpendapat bahwa pendekatan Risma turun ke lapangan itu wajar saja menuai berdebatan.

Meskipun demikian, Yunarto Wijaya juga memberikan penilaiannya terkait gaya kerja Risma.

Sebelumnya, sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Desember lalu, Menteri Risma sudah menuai sorotan publik.

Pada 28 Desember 2020, Risma mendatangi kolong jembatan yang ditinggali pemulung di belakang kantornya, di Jakarta Pusat.

Dalam momen itu, Risma menawarkan tempat tinggal kepada pemulung tersebut.

Tri Rismaharini
Tri Rismaharini (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Baca juga: Kisah Risma, dari PNS Biasa Kini Menteri Sosal, Kariernya Meroket dan Diidolakan Sejak Gebrakan Ini

Terkini, Risma menyambangi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin pada Senin (4/1/2021) lalu dan menemukan sejumlah gelandangan.

Aksi blusukan itu lantas menuai beragam komentar, termasuk kritikan pedas dari berbagai pihak.

Hal itu tampak dari kata 'Bu Risma' yang menjadi trending topic Twitter pada Rabu (6/1/2021).

Dari topik itu, ada komentar positif maupun negatif yang dilayangkan warganet Twitter.

Satu di antaranya adalah komentar politisi Fahri Hamzah.

Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu mengingatkan Risma bahwa cara kerja menteri memiliki perbedaan dengan cara kerja wali kota.

Baca juga: Sebut Aksi Blusukan Risma di DKI Bisa Timbulkan Fitnah, Pengamat: Bisa ke Jawa Timur atau Jawa Barat

Menurutnya, menteri hanya bekerja secara sektoral tetapi mencakup skala nasional.

Sementara, wali kota bekerja terbatas pada wilayah atau kota.

Lebih lanjut, Fahri Hamzah menegaskan bahwa kemiskinan justru banyak ditemukan di daerah terpencil, di luar kantor kerjanya Jakarta Pusat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved