Merasa Difitnah Lakukan Pencitraan oleh DPR, Mensos Risma: Saya Berani Bersumpah dengan Quran
Keberanian Risma disumpah dengan Alquran tatkala melakukan dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR, Rabu (13/1/2021).
TRIBUNPALU.COM - Aktivitas blusukannya di Jakarta dikritik anggota DPR RI, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berani disumpah dengan Alquran.
Mantan Wali Kota Surabaya dua periode itu mengungkapkan, blusukannya menemui tunawisma di sejumlah titik di Jakarta itu benar-benar untuk membantu, bukan niat mencari pencitraan.
Keberanian Risma disumpah dengan Alquran tatkala melakukan dengar pendapat dengan Komisi VIII DPR, Rabu (13/1/2021).
Risma mengaku tak ada niat mencari perhatian dan hanya berniat membantu.
"Jadi tidak ada niat, demi Allah saya berani disumpah dengan Quran."
Baca juga: Jokowi Sudah Divaksin, Kapan Masyarakat Umum Dapat Vaksin Covid-19? Ini Tahap dan Rencana Tanggalnya
Baca juga: Raup Ratusan Juta dan Beli 3 Mobil, Begini Modus Peretas Website Universitas Tadulako Sulteng
"Saya tidak pernah niat blusukan atau cari-cari (perhatian)," kata Risma.

Risma menjelaskan, pertemuannya dengan beberapa tunawisma terjadi secara tidak sengaja saat dirinya berangkat ke kantor.
"Jadi terus terang bapak ibu sekalian, saya ini kebiasaan berangkat itu setelah subuh"
"Saya keluar itu sejak kepala dinas kebersihan, saya kontrol kota itu bersih atau enggak."
"Nah, di situ saya ketemu (dengan para tunawisma)," ucapnya.
Risma juga menegaskan niatnya itu untuk membantu para tunawisma, karena mereka tidak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah, hanya karena tidak memiliki alamat rumah.
Atas dasar itu, Risma selalu membantu para tunawisma yang kerap ditemuinya.
"Bahwa saya kepengin pemulung-pemulung itu juga dapat bantuan, karena selama ini mereka tidak dapat bantuan apa pun."
"Mereka enggak punya rumah, mereka tidak punya alamat, mereka tidak dapat bantuan."
"Jadi kenapa hari ini tadi saya data mereka dengan Dukcapil, jadi begitu bapak."
"Jadi demi Allah saya tidak ada niatan apa pun, karena mungkin sebentar lagi saya mati, besok saya mati, saya tidak tahu tapi bahwa niat saya adalah niat membantu," imbuhnya.
Sebelumnya, dalam rapat tersebut sejumlah anggota Komisi VIII DPR menyoroti dan mengkiritik blusukan yang dilakukan Risma setelah dilantik menjadi Menteri Sosial.
Satu di antara anggota DPR itu adalah dari Fraksi PKS Bukhori Yusuf.
Bukhori mengingatkan agar Risma bisa lebih fokus mengejar target pencapaian yang telah disusun oleh Kementerian Sosial.
Menurutnya, jangan sampai blusukan yang dilakukan Risma hanya mencari popularitas semata.
"Boleh silakan melakukan blusukan, tetapi yang tepat sasaran dan tepat waktu."
"Jangan sampai kemudian blusukannya itu nanti dikesankan kebutuhannya untuk mencari popularistas."
"Itu sayang sekali, karena kementerian ini sangat terhormat," ucap Bukhori.
Sebelumnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini menolak kritik yang menganggap dirinya hanya sibuk blusukan mencari tunawisma, tanpa menghiraukan persoalan lain.
Menurut Risma, kegiatannya bertemu dengan tunawisma tanpa dijadwalkan terlebih dahulu.
Artinya, kegiatan tersebut hanya bersifat situasional.
"Saya tuh kerja juga mbak, saya tuh jalan ke kantor itu pagi."
"Itu kan enggak blusukan. Sebagai contoh ketemu di jalan besar, saya coba tanya mereka, saya tidak blusukan."
"Saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma di Grand Kemala Lagoon, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021).
Risma mengaku tidak paham jika kegiatannya dalam menolong orang masih dipersoalkan oleh sejumlah pihak.
Padahal, pertolongannya itu hanya sebagai bentuk kegiatan kemanusiaan.
"Saya sebagai manusia dan tolong jangan lihat saya sebagai Menteri Sosial."
"Saya sebagai manusia saya lihat mereka tidur di gerobak, dia tidurnya di gerobak."
"Saya manusia apa kalau saya diam saja?" Tuturnya.
Dia menuturkan, kegiatannya tersebut juga telah lama dilakukannya sejak masih menjadi Wali Kota Surabaya.
Risma bilang, kegiatannya itu sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada masyarakat dan Tuhan.
"Saya manusia Mbak, saya punya tanggung jawab, dan saya punya pendapatan lebih dibandingkan mereka."
"Saya wajib untuk zakat, saya wajib untuk amal."
"Enggak usah lihat saya sebagai Menteri Sosial. Tetapi saya juga bekerja dan saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya," tegasnya.
Dia memastikan tidak akan pernah menelantarkan pekerjaannya sebagai Menteri Sosial, meskipun kerap melakukan blusukan bertemu tunawisma.
"Saya di Surabaya itu saya banyak ke luar negeri, tetapi saya tidak pernah menelantarkan pekerjaan saya."
"Bahkan sering saya telepon tiba-tiba tengah malam ke Surabaya, tolong ini ditangani, ini, ini, ini."
"Pernah suatu saat saya mau naik pesawat tiba-tiba ada orang yang tidak mau diajak ke rumah sakit oleh Linmas saya. Langsung saya tolong."
"Jadi tolong mbak, apa kita tidak bisa melihat bahwa kita manusia tanggung jawab kita kepada Tuhan."
"Tolong dilihat itu, enggak usah kita lihat jabatannya."
"Setiap manusia berhak tanggung jawab kepada Tuhan. Apakah kita semua sudah mati apa kalau kita diam saja?"
"Coba bayangkan di gerobak itu ada anak-anak."
"Coba kalau itu kena kita rasanya seperti apa. Kita manusia apa? kalau kita melihat seperti itu tetapi kita diam saja," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Aksi Temui Tunawisma Dikritik DPR, Risma: Saya Berani Disumpah dengan Quran Tak Pernah Niat Blusukan