Gempa dan Tsunami Palu: Ahli Temukan Petunjuk Penting Terkait Gempa dan Tsunami Palu di Dasar Laut

Temuan yang didapat dari survei di pesisir pantai Kota Palu menunjukkan penurunan dasar laut secara signifikan setelah gempa berkekuatan M 7,8 itu...

Editor: Imam Saputro
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kondisi pesisir pantai Mambora bawah yang yang terekam menggunakan kamera drone di Kec Palu Barat, Kota Palu, Jumat (5/10/2018). Selain rumah warga, tsunami menghancurkan kawasan pergudangan yang hingga saat ini lumpuh total. 

Apakah fenomena ini cukup menjelaskan ukuran tsunami, masih dipertanyakan.

Sebab bukti pada data menunjukkan adanya beberapa longsor bawah air.

Ini juga dapat menjadi faktor penentu.

Kemungkinan lainnya adalah gerakan dasar laut yang mengarah ke atas di sebuah kawasan dekat Palu, tempat patahan sesar geser terpecah ke jalur berlainan.

Pergerakan secara bersamaan pada kedua jalur boleh jadi menekan lempengan yang berada di antaranya.

"Kejadian ini sangat tidak umum, namun tektonik memberitahu kita bahwa ini bisa terjadi lagi," kata Finn Løvholt from the Norwegian Geotechnical Institute.

"Memang ini bukan kejadian pertama di Palu. Mungkin ini kejadian ketiga atau keempat yang menimbulkan banyak korban. Ada kejadian yang mirip pada 1960-an dan 1920-an."

Sejarah ini tampak jelas pada budaya lokal.

Di Sulawesi Tengah, ada beberapa kata spesifik untuk menggambarkan tsunami dan gempa.

Kata 'nalodo', misalnya, berarti amblas dihisap lumpur. Kata ini klop untuk menjelaskan peristiwa likuifaksi, manakala tanah berubah seperti bubur sehingga semua bangunan di atasnya amblas.

Hermann Fritz, dari Georgia Institute of Technology di Amerika Serikat, mengatakan bencana Palu menunjukkan tantangan yang dihadapi warga setempat.

"Tsunami ini tiba dengan sangat cepat, hanya dalam beberapa menit," ujarnya.

"Akibatnya tidak ada waktu untuk peringatan. Itu sangat berbeda dari Jepang (pada 2011), yang ada banyak waktu, lebih dari 30 menit sampai orang pertama meninggal akibat tsunami. Itulah tantangan pada tsunami lokal ini, orang harus mengevakuasi sendiri."

Widjo Kongko, juga dari BPPT, mengemukakan ada semacam sikap berpuas diri setelah latihan kedaruratan digelar di Palu pada 2012.

"Peringatan menyebut untuk pergi ke dataran lebih tinggi dalam 5-10 menit. Orang harus paham bahwa tsunami bisa datang jauh lebih cepat."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Temukan Petunjuk Penting Tsunami Palu di Dasar Laut"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved