Gempa di Sulawesi Barat
Kemensos Berikan Layanan Dukungan Pemulihan Trauma Korban Gempa di Sulawesi Barat
Kemensos lakukan Layanan Dukungan Psikososial, membantu pemulihan trauma pascagempa kepada para ibu & anak-anak penyintas di pengungsian khusus
TRIBUNPALU.COM - Gempa bumi yang melanda Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) memakan korban yang tak sedikit.
Hingga saat ini Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan ada 84 orang meninggal dunia akibat gempa ini, tercatat per 18 Januari 2021, pukul 20.00 WIB.
Sebelas orang meninggal dunia, 64 orang luka berat, dan 4.421 orang mengungsi dari Kabupaten Majene.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju tercatat 73 orang meninggal dunia, 189 orang luka berat, dan 15.014 orang mengungsi.
Pengungsi tersebut berasal dari berbagai kalangan umur dan jenis kelamin.
Baca juga: Update Korban Gempa Sulbar, 19 Januari 2021: 90 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Baca juga: Lansia dan Balita Sakit di Pengungsian Korban Gempa Sulbar, Begini Kondisinya
Baca juga: Korban Gempa Majene Terpaksa Bongkar Tenda Pengungsian karena Pemilik Tanah Marah Tanamannya Rusak
Kementrian Sosial menyediakan tenda khusus untuk kelompok rentan, yaitu lansia, ibu hamil dan anak-anak.
Dilansir dari Tribunnews.com, Direktur Pelindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengatakan Kemensos memenuhi kebutuhan bagi kelompok rentan.
Salah satunya dengan mendirikan tenda khusus bagi kelompok rentan.
Tenda bagi pengungsi rentan berada di Stadion Manakarra, Mamuju. dan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan, kamar mandi dan toilet.
"Mereka kita tempatkan di tenda khusus yang punya sekat dan sirkulasi udara memadai. Ini kita berikan supaya mereka merasa nyaman," ujar Safii melalui keterangan tertulis, Selasa (19/1/2021).
Kemensos juga menyediakan makanan dan kebutuhan logistik, seperti susu bayi, makanan siap saji, popok.
Safii menjelaskan bagi pengungsi yang berada di tenda tidak layak dan tersebar, akan dipindahkan ke tenda COVID-19.
"Tidak hanya berhenti di situ saja. Kami juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi penyintas untuk memulihkan trauma akibat gempa. Mereka harus dipulihkan mentalnya," tambah Safii.

Para pengungsi akan mendapatkan layananan untuk memulihkan trauma akibat gempa.
Seperti konseling, permainan anak, pemberian kuis, dan permainan sejenis agar melupakan trauma dan kembali hidup normal.