Damkar Palu
Kisah Petugas Damkar Palu, Alami Luka Bakar Hingga Kena Prank
Hal paling dikenang Juliansyah di awal karirnya adalah memadamkan api usai gempa mengguncang daerah berjuluk Kota Kaledo itu dua tahun silam.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - "Bermain air basah, bermain api terbakar." Begitulah quote yang banyak beredar di media sosial.
Maknanya, setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya, setiap kebaikan mendapat pahala, jika buruk dihukum.
Secara harfiah, quote itu sangat mengenai kehidupan petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Termasuk Juliansyah Syamsul (30).
Dia harus menerima konsekuensi dari pekerjaannya, bermain api.
Juliansyah Syamsul (30) bertugas sejak 2014.
Baca juga: Liga Inggris Malam Ini:Persaingan Duo Manchester di Puncak Klasemen,City Vs Sheffield, Arsenal vs MU
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta, Minggu 31 Januari 2021: Pasangan Sejati Libra Segera Datang, Taurus Beruntung
Baca juga: Cara Baru Klaim Token Listrik Gratis PLN Bulan Februari 2021:Login www.pln.co.id atau via PLN Mobile
Hal paling dikenang Juliansyah di awal karirnya adalah memadamkan Api usai gempa mengguncang daerah berjuluk Kota Kaledo itu dua tahun silam.
Warga Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat itu berjibaku memadamkan Api di Kelurahan Balaroa.
Tepat setelah gempa mengguncang Palu, 28 September 2018 silam.
Saat itu, jalan ke lokasi terputus.
Petugas pun harus menyambung selang untuk menjangkau titik kebakaran.
"Semua akses terputus. Mobil tidak bisa masuk. Maka kami menyambung selang sambil naik ke puing-puing bangunan, " tutur ayah tiga anak itu kepada TribunPalu.com, Jumat (29/1/2021).
Luka lecet dan lepuh dari lokasi kejadian tak menurunkan semangat Juliansyah untuk memadamkan Api.
Juliansyah juga pernah ditugaskan menjinakkan api yang melalap kapal tongkang atau ponton di kawasan Watusampu, Kelurahan Ulujadi.