PMII Cabang Palu Bekali Kader Materi Citizen Journalism

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Ketut Suta

TRIBUNPALU.COM, PALU - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Palu menggelar pelatihan jurnalistik di sekretariat Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Sulteng, Jl S Parman, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/2/2021).

Kegiatan bertajuk Teknik Penulisan Jurnalisme itu menghadirkan 13 pengurus PMII Cabang Palu.

Peserta duduk melantai dibekali pemahaman terkait Citizen Jurnalism atau jurnalisme warga.

Jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. 

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja 12 Segera Dibuka, Siapkan Dokumen dan Syarat-syarat Berikut

Baca juga: Viral Video Keranda Jenazah Diangkut Perahu di Kudus, Terobos Banjir Setinggi 1 Meter ke Pemakaman

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Massal untuk 6.000 Nakes Dilaksanakan 4 Februari 2021, Ini Syarat Pendaftarannya

Dalam jurnalisme warga, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen media tapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu.

"Kegiatan ini rutin kami gelar, untuk memberikan pemahaman kepada kader terkait kerja-kerja redaksi media," ujar Ketua II Bidang Eksternal PMII Cabang Palu, Afandi Alang.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Palu itu berharap, kegiatannya tersebut dapat memacu minat kader PMII dalam menggalakkan literasi di lingkup kampus maupun organisasi.

PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang berdiri 17 April 1960 di Surabaya.

Adapun ketua umum pertama PMII bernama Mahbub Djunaidi.

Saat didirikan pada tahun 1960, PMII merupakan Badan Otonom (Banom) dari NU sebagai induk organisasi. 

Perjalanan PMII sebagai underbow NU bertahan hinggal tahun 1972.

Update juga Berita TribunPalu.com di Facebook:

Pada tahun itu PMII menyatakan diri sebagai organisasi independen yaitu tidak berafiliasi dengan organisasi manapun. 

Deklarasi Independensi PMII dicetuskan pada tanggal 14 Juli 1972 di Murnajati Lawang Malang Jawa Timur. 

Deklarasi itu kemudian dikenal sebagai “Deklarasi Murnajati”. (*)