Gempa di Sulteng
Bertahan di Huntara, Pengungsi di Palu Keluhkan Fasilitas Umum
Untuk fasilitas, Nelfin mengeluhkan fasilitas umum seperti toilet dan dapur. Kini kondisinya sudah rusak.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Bertahan di hunian sementara (Huntara) adalah pilihan Nelfin (42).
Ia adalah korban gempa dan tsunami Palu 28 September 2018.
Tempat tinggalnya hancur dihantam gempa.
Ia ingat betul bagaimana bencana dahsyat itu menghancurkan tempat tinggalnya.
• Kedapatan Bawa Sabu, Pemuda Desa Maku Sigi Diamankan Polisi
• Begini Kondisi dan Cerita Mahasiswa Untad yang Hilang di Gunung Bulu Nti Sigi
• VIDEO : Kegiatan Bersih-bersih Sungai Komunitas Trash Volunteer.id di Kota Palu
Saat ini, Nelfin bersama 36 kepala keluarga (KK) menempati huntara Palupi, Kelurahan Palupi, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Kebanyakan penghuni huntara itu adalah warga Kelurahan Tavanjuka, Kecamatan Tatanga.
Ada juga beberapa pengungsi dari asal Kelurahan Tanamonindi, Kecamatan Mantikulore tinggal di huntara ini.
"Rumah saya hancur, tinggal fondasinya. Tidak mungkin saya lupa kejadian itu," kata Nelfin saat ditemui TribunPalu.com di Huntara Palupi, Sabtu (6/2/2021).
Pasca bencana, Nelfin tak ada pilihan selain menempati huntara.
Untuk fasilitas, ia mengeluhkan fasilitas umum seperti toilet dan dapur.
Kini kondisinya sudah rusak.

"Air di sini lancar. Cuma saluran pembuangannya tersumbat," ujar Nelfin.
"Rusaknya sudah lama. Pengungsi di sini saja yang terus memperbaiki," tambahnya.
Nelfin berharap pemerintah Kota Palu punya solusi untuk pengungsi di Huntara Palupi.
Besar keinginannya pemerintah segera menyediakan tempat baru untuk mereka.
Pantauan TribunPalu.com, kondisi Huntara Palupi saat ini cukup memprihatinkan.
Pasalnya, beberapa atap sudah mulai lapuk dan beberapa bilik dinding jebol. (*)