Valentine 2021
Identik dengan Cokelat dan Permen, Berikut Sejarah Hari Valentine Dirayakan Tiap 14 Februari
Februari disebut-sebut sebagai bulan kasih sayang berkat adanya perayaan Hari Valentine atau Valentine's Day.
TRIBUNPALU.COM - Apa itu Hari Valentine? Kenapa dirayakan setiap tanggal 14 Februari?
Februari disebut-sebut sebagai bulan kasih sayang berkat adanya perayaan Hari Valentine atau Valentine's Day.
Hari Valentine dirayakan pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya.
Tahun ini, hari kasih sayang dirayakan Minggu, 14 Februari 2021.
Hari Valentine paling banyak dirayakan di Amerika Serika, Inggris, Kanada, dan Australia.
Valentina juga dirayakan di negara lain, termasuk Argentina, Perancis, Meksiko, dan Korea Selatan.
Baca juga: Mahasiswi Untad Ini Harap Dapat Cokelat dan Bunga dari Pria Pujaannya di Hari Valentine
Baca juga: Keahlian Merangkai Bunga Jadi Rezeki Saat Hari Valentine
Baca juga: Beli Cokelat Murah dan Terbaik untuk Hari Valentine, Cek Tempatnya di Kota Palu
Di Filipina, ini adalah hari Pernikahan yang paling umum.
Dikutip dari history.com, setiap 14 Februari, di Amerika Serikat dan di tempat lain di seluruh dunia, orang-orang akan membagikan permen, bunga, dan hadiah kepada orang yang dicintai.
Hal itu semuanya dilakukan atas nama St Valentine.
Hari Valentine biasanya juga dirayakan dengan menukar "Valentines" (kartu ucapan) buatan tangan atau yang dibeli di toko atau tanda kasih sayang lainnya seperti cokelat dan bunga.
Di banyak sekolah, sudah menjadi kebiasaan bagi siswa muda untuk membawa Valentine yang kemudian ditukar dengan teman sekelas.
Berdasarkan sejarah, Hari Valentine dikaitkan dengan ritual Romawi kuno, Lupercalia.
Mengutip britannica.com, ritual Romawi kuno, Lupercalia diadakan pada pertengahan Februari.
Ritual ini dilakukan untuk merayakan datangnya musim semi, termasuk upacara kesuburan dan pasangan wanita dengan pria melalui undian.
Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I menggantikan Lupercalia dengan Hari St Valentine.
Itu untuk dirayakan sebagai hari romansa pada sekitar abad ke-14.
Meskipun ada beberapa martir Kristen bernama Valentine, nama hari itu mungkin diambil dari seorang pendeta yang menjadi martir sekitar 270 M oleh Kaisar Claudius II Gothicus.
Menurut legenda, pendeta itu menandatangani surat "from your Valentine" kepada putri sipir penjara yang berteman dengannya.
Catatan lain menyatakan bahwa itu adalah St Valentine dari Terni, seorang uskup, meskipun ada kemungkinan kedua orang itu sebenarnya adalah satu orang.
Baca juga: Data Covid-19 Sulteng Sabtu 13 Februari 2021: Tambah 142 Pasien Sembuh, Kini Total 2.396 Kasus Aktif
Baca juga: Kehadiran Juru Parkir Liar di Kota Palu Masih Jadi Keluhan Masyarakat
Baca juga: PR Wali Kota Palu Terpilih, Segera Lakukan Reformasi Birokrasi
Legenda umum lainnya mengatakan, St Valentine menentang perintah kaisar dan menikah secara diam-diam untuk menyelamatkan suami dari perang.
Karena alasan inilah hari pestanya dikaitkan dengan cinta.
Pesan formal Valentine muncul pada 1500-an, dan pada akhir 1700-an terdapat sebuah kartu yang dicetak secara komersial.
Katu Valentine komersial pertama di Amerika Serikat dicetak pertengahan 1800-an.
Kartu Valentine biasanya menggambarkan Cupid, Dewa Cinta Romawi, bersama dengan hati yang merupakan tempat emosi.
Burung juga menjadi simbol Hari Valentine karena dianggap pertengahan Februari adalah musim kawin burung.
Hadiah umum seperti permen dan bunga, khususnya mawar merah, disimbolkan sebagai keindahan dan cinta.
Di Filipina, ini adalah hari pernikahan yang paling umum, dan Pernikahan massal ratusan pasangan sering terjadi di tanggal ini.
Mengapa Identik dengan Cokelat?
Sejarawan makanan Profesor Rebecca Earle dari Warwick University menjelaskan kepada Independent bahwa pada era Victoria, cokelat dianggap sebagai alat rayuan.
Saat itu, para laki-laki tampaknya tahu betul bahwa cokelat adalah senjata yang paling ampuh untuk melamar perempuan.
Bahkan, buku etiket dan pengiklan sama-sama mendorong anggapan bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan sama seperti pernyataan cinta.
Sejarawan makanan, Profesor Rebecca Earle dari Warwick University, menjelaskan kepada Independent bahwa pada era Victoria, cokelat dianggap sebagai alat rayuan.
Saat itu, para laki-laki tampaknya tahu betul bahwa cokelat adalah senjata yang paling ampuh untuk melamar perempuan.
Bahkan, buku etiket dan pengiklan sama-sama mendorong anggapan bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan sama seperti pernyataan cinta.
Di Tanah Air, mungkin tanggal ini lebih banyak digunakan sebagai momen untuk memberikan tanda kasih sayang, tetapi tak semua pasangan melakukannya.
Tak hanya cokelat atau bunga, kado valentine juga kini lebih bervariasi, bahkan bisa berupa barang spesifik yang disukai oleh pasangan.
Bagaimana dengan kamu, apakah menanti kado valentine juga dari pasanganmu?.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa Itu Hari Valentine? Ini Sejarah Hari Kasih Sayang yang Dirayakan Tiap 14 Februari.