UMKM Kota Palu

Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Bunga di Palu Sempat Berhenti Jualan Selama 7 Bulan

Pandemi Covid-19 berdampak bagi bisnis rangkaian bunga milik Ity Tansa. UMKM di Kota Palu ini sempat berhenti produksi selama tujuh bulan.

TribunPalu.com/Handover_Facebook
Ity Tansa 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga sekarang.

Pembatasan aktivitas beberapa waktu lalu membuat kegiatan bisnis lesu.

UMKM pun terpukul, mulai dari penjualan dan pendapatan merosot hingga kesulitan dalam produksi.

Seperti pelaku UMKM di Kota Palu, Ity Tansa.

Baca juga: BERITA POPULER PALU HARI INI: Pohon Tumbang di Jl Veteran Hingga Valentine di Hutan Kota

Baca juga: BERITA POPULER NASIONAL HARI INI: Detik-detik Mobil Ditabrak Kereta Api Hingga Daftar Tunjangan PNS

Baca juga: Hari Valentine, Cafe di Hutan Kota Palu Sepi Pengunjung

Ia memiliki usaha rangkaian aneka bunga hidup (fresh flowers) di Jl Swadaya Lorong 1 Nomor 13B, Kelurahan Tanamonindi, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Ia mengambil bunga dari petani di DKI Jakarta dan Bandung, Jawa Barat.

Akan tetapi, sejak pandemi merebak, usahanya terpukul.

"Waktu itu sama sekali tidak bisa mengirim barang karena penerbangan ke Palu terhenti," ujar Ity kepada TribunPalu.com, Senin (15/2/2021).

Kondisi ini terjadi sejak awal April 2020, hingga produksinya sempat terhenti.

"Dari April sampai Oktober 2020 saya terpaksa berhenti jualan. Bunga kan bukan kebutuhan dasar, di tengah kondisi begini orang pikirnya bagaimana bisa makan," terangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibu satu anak itu mengandalkan pendapatan dari suami.

"Suami seorang wiraswasta, dan saya punya bayi. Jadi untuk keperluan rumah dan kebutuhan anak itu dari hasil kerja suami," ujar Ity.

Akhirnya, di era new normal, ia kembali membuka usahanya November 2020.

Ity pun mulai mendapat orderan meski hanya sesekali.

Kondisi tersebut, membuat ia tidak berani mendatangkan stok dalam jumlah banyak. 

Untuk modal usaha, Ity tidak memerlukan investasi uang.

Ity akan mulai menghasilkan produk bunga setelah adanya permintaan customer.

"Untuk sekarang sih pembeli masih kurang. Seminggu itu paling satu pesanan, kadang juga tidak ada sama sekali. Jadi kalau ada pesanan baru saya pesan bunganya," kata Ity. (*)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved