Tingkat Bunuh Diri Tinggi Berbanding Terbalik Dengan Jumlah Kelahiran, Warganya Enggan Menikah
Dilaporkan ternyata pada 2019 ada 20 ribu warga Jepang melakukan bunuh diri.
TRIBUNPALU.COM - Jagat maya dihebohkan dengan kematian aktor multitalenta Jepang, Haruma Miura (30) pada Sabtu (18/7/2020).
Miura ditemukan tergantung saat manajer kantor akan menjemputnya di apartemennya.
Manajer kemudian menelepon 110 (nomor darurat Jepang untuk penemuan kecelakaan) dan Miura segera dilarikan ke rumah sakit.
Namun nyawa Miura tidak tertolong dan dinyatakan telah Meninggal Dunia.
Namun kematiannya tidak hanya satu bunuh diri saja.
Dilaporkan ternyata pada 2019 ada 20 ribu warga Jepang melakukan Bunuh Diri.
Baca juga: Sempat Ngaku Dihamili Angin, Kini Terkuak Sosok Ayah dari Bayi Zainah, Akta Kelahiran akan Diurus
Baca juga: Apa Itu Cerita Inspiratif? Berikut Pengertian, Ciri, Kebahasaan, Struktur, dan Contohnya
Tren suram ini meningkat seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung.
Isu kesehatan mental di Jepang tergolong sangat parah.
Membicarakannya pun terasa tidak etis dan dianggap tabu oleh banyak orang.
Bahkan, meski banyak yang memiliki masalah kesehatan mental, mereka tidak mencari psikiater atau bantuan lain karena dianggap memalukan.
Bahkan, selain stres karena pandemi Covid-19 hingga bunuh diri, juga karena penyakit lainnya, ditambah lagi jika ada korban bencana.
Terkait jumlah kematian, masalah yang mendasari mereka bisa berasal dari tingginya stress akibat pekerjaan atau masalah di hubungan pribadi warga Jepang.
Namun, masalah utama yang mendasari mengapa bunuh diri di Jepang sangat tinggi adalah harapan pandangan orang lain terhadap masing-masing warga Jepang.
Bahkan di Jepang 11 tahun lalu sebuah buku kontroversial berjudul "How to Commit Suicide" atau "Cara-cara Melakukan Bunuh Diri" pernah rilis.

Baca juga: Penghargaan Anti Korupsi Nurdin Abdullah Bisa Dicabut, Dewan Juri BHACA: Jika Terbukti Korupsi