Gejolak Partai Demokrat
Tri Yulianto Sebut Demokrat Sudah Keluar Jalur: Bapaknya Majelis Tinggi, Anaknya Ketum, Ketua Fraksi
Mantan kader Demokrat, Tri Yulianto menilai Partai Demokrat belakangan ini sudah keluar jalur. Ia menganggap, Partai Demokrat menjadi partai dinasti.
TRIBUNWOW.COM - Mantan kader Partai Demokrat, Tri Yulianto menilai Partai Demokrat belakangan ini sudah keluar jalur.
Pasalnya, menurut Tri Yulianto, Partai Demokrat tidak lagi mengacu pada tujuan awal, yakni sebagai partai yang modern, terbuka dan humanis.
Ia menganggap, Partai Demokrat justru menjadi partai dengan prinsip dinasti.
Hal itu disampaikan dalam tayangan YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: 2 Hal yang Bikin Ibas Lebih Pantas Jadi Ketum Demokrat Ketimbang AHY Versi Marzuki Alie
Baca juga: Ruhut Sitompul Komentari Kisruh di Partai Demokrat: Rada Terpuruk, Mau Cari Pencitraan
Dilansir TribunWow.com, Tri Yulianto menyebut dampak dari partai dinasti mulai terlihat sejak ketua umum Partai Demokrat dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Karena secara bersamaan, posisi Sekjen Partai Demokrat ditempati oleh sang anak, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
Dikatakannya bahwa sejak saat itu, perolehan suara di Pemilu 2014 Partai Demokrat turun drastis, yakni hanya mendapatkan 10 persen dari yang sebelumnya bisa mencapai 20 persen.
"Pak SBY ini pernah menjadi ketua umum yang menjabat presiden," kata Tri Yulianto.
"Satu kali jadi ketua, Pemilu 2014 drop dari 20 persen ke 10 persen. Pasca beliau enggak jadi presiden tetap menjabat sebagai ketua umum, jatuh lagi ke angka 7 persen," tambahnya.
Menurut Tri Yulianto, merosotnya Partai Demokrat sejak dipimpin oleh SBY menjadi bukti bahwa ada penolakan dari masyarakat.
Disebutnya bahwa masyarakat tidak menerima Partai Demokrat yang berubah menjadi partai dinasti.
Bahkan ia menilai kondisi yang terjadi di kepemimpinan Partai Demokrat menjadi rekor buruk yang tidak pernah dialami di partai manapun.
Baca juga: Pendiri Partai Demokrat Sebut Kongres Luar Biasa Hari Ini Dihadiri 387 DPC dengan 1.500 Kader
Baca juga: Alasan Anak Bungsu SBY Dijagokan Marzuki Alie Jadi Ketum Demokrat Ketimbang AHY: Ibas Kalem, Tapi
"Baru pertama dalam sejarah perpolitikan Indonesia pada saat pemilu terbuka, bapaknya ketua umum partai, anaknya sekjen," ungkap Tri Yulianto.
"Terus hasil KLB kemarin (2020), bapaknya majelis tinggi, anaknya ketua umum, anaknya yang satu menjadi ketua fraksi, merangkap wakil ketua umum, merangkap wakil Banggar (Badan Anggaran) DPR RI.
"Coba tunjukkan saya partai mana di seluruh dunia ini," pintanya.
Maka dari itu, ia mengatakan kondisi itu yang mendasari kader-kader di daerah mengeluhkan kepemimpinan AHY.
"Inilah yang menjadi kerisauan kami, sehingga dari daerah-daerah juga merasakan. Cuman enggak berani. Daerah-daerah beraninya bertemu senior-senior ini," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 15.10:
Jansen Sitindaon Beberkan 4 Peran SBY untuk Partai
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon tanggapi pernyataan yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak memiliki kontribusi, atau tidak berjasa untuk partai berlambang bintang mercy tersebut.
Dilansir TribunWow.com, Jansen mengatakan setidaknya ada empat kontribusi yang sudah dilakukan oleh SBY untuk Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan dalam acara Mata Najwa, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Tiba-tiba Tulis Dukung KLB Partai Demokrat, Andi Arief Sebut Akun Twitter-nya Di-hack
Baca juga: Rekaman Dugaan Praktik Mahar di Demokrat, Jhony Alen: Ada Kwitansi Kalau Mau Perlu Kita Beberkan
Pertama menurut Jansen, SBY merupakan pencetus nama Partai Demokrat setelah berganti dari nama awal adalah Partai Nasionalis Bersatu (PNB).
"Benar atau tidak, tolong bantah saya, pertama nama partai ini menjadi nama partai Demokrat itu berasal dari Pak SBY," ujar Jansen.
"Dulu ketika Om Vence (Rumangkang) menginisiasi ini namanya awalnya adalah Partai Nasionalis Bersatu (PNB)," jelasnya.
Selain memberikan nama, SBY disebut menciptakan lagu mars Partai Demokrat.
Termasuk juga logo dari Partai Demokrat yang berbentuk bintang bersinar tiga arah tersebut.
"Keempat, tiap partai punya platform, punya ideologi, itulah yang kemudian dituangkan dalam manifesto partai politik," ungkapnya.
"Manifesto partai politik Partai Demokrat yang sekarang dikenal dengan nasionalis religius dengan segala macam bentuk turunannya itu, itu yang menciptakan Pak SBY."
"Inilah empat pilar partai," pungkasnya.
Baca juga: Marzuki Alie terang-terangan Sebut Ibas Lebih Cocok Pimpin Demokrat daripada AHY, Ini Alasan Dia
Baca juga: Rekaman Dugaan Mahar di Partai Demokrat: Posisi Wagub Bayar hingga Rp 18,5 M, Ini Tanggapan Wasekjen
Sebelumnya, pihak yang mempertanyakan peran dari SBY untuk Partai Demokrat adalah dari mantan wakil ketua umum Partai Demokrat, Max Sopacua.
Menurutnya, tidak ada kontribusi SBY dalam perjuangan Partai Demokrat untuk meloloskan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Apa yang dilakukan SBY sejak 2004. Tahun 2004, dari 2001, 2002, 2003 di mana Pak SBY?," tanyanya.
"Siapa yang berjuang untuk meloloskan partai ini di KPU?," imbuh Max Sopacua.
Menurutnnya, justru karena ada Partai Demokrat sehingga SBY bisa menjadi presiden pada tahun 2004.
"Kalau tidak lolos partai ini di KPU, tidak ada juga SBY jadi presiden," ungkapnya.
"Jadi jangan sampai menghilangkan sejarah, menghilangkan segala-galanya."
Max Sopacua mengatakan bahwa apa yang ia lakukan selama ini hanya untuk menjilat SBY dan juga karena terlalu takut.
Dirinya juga meragukan kapasitas Jansen yang disebutnya belum tahu banyak soal perjalanan yang sebenarnya Partai Demokrat.
"Kalau dibilang bahwa tidak ada SBY tidak ada Partai Demokrat, itu sesuatu yang tidak mungkin benar-benar," tegas Max Sopacua.
"Anda (Jansen) pun barangkali masih di SMA pada waktu itu, waktu kami berjuang untuk Demokrat," pungkasnya.(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Tri Yulianto Tuding Demokrat Partai Dinasti Sejak Dipimpin SBY, Sebut Pertama dalam Sejarah