Lawan Militer Myanmar, Demonstran Pakai Senjata Pakaian Dalam Perempuan, Tentara Takut Sentuh

Demonstran Myanmar menggunakan kepercayaan lama, yakni menggantungkan pakaian dalam dan rok perempuan, demi menghalau militer.

handover
Para pengunjuk rasa berlari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 1 Maret 2021. 

TRIBUNPALU.COM - Demonstran Myanmar menggunakan kepercayaan lama, yakni menggantungkan pakaian dalam dan rok perempuan, demi menghalau militer.

Negara Asia Tenggara itu berada dalam situasi panas, sejak militer melakukan kudeta pada 1 Februari.

Ratusan ribu rakyat pun turun ke jalan melakukan protes, yang dibalas oleh junta menggunakan kekerasan.

Aparat memakai peluru karet, gas air mata, meriam air, hingga yang paling parah adalah penggunaan peluru tajam.

Meski begitu, demonstran tak kekurangan taktik untuk melawan pasukan keamanan Myanmar tanpa menggunakan senjata.

Femonstran menjemur pakaian dalam dan rok panjang perempuan, dikenal sebagai longyi, di melintasi jalan.

Baca juga: DKI Jakarta Keluar dari Zona Merah Covid-19, Anies Baswedan Dipuji, DPRD: Jangan Kasih Kendor

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Senin 8 Maret 2021: Taurus Rendah Hati, Cancer Jujur dan Terbuka

Baca juga: Walau KLB Moeldoko Disebut Abal-abal, Pengamat: 99 Persen akan Disahkan Kemenkumham

Merujuk pada takhayul setempat, pakaian yang menutupi tubuh bagian bawah wanita bisa mengisap kekuatan pria, atau hpone, jika tersentuh.

"Jika mereka sampai melewati longyi itu, maka hpone mereka akan meredup," kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.

Dia mengatakan, pasukan pun tak bisa bergerak maju jika massa sudah memasang, dan terpaksa harus menurunkannya.

Namun, beberapa tentara dilaporkan takut untuk menyentuh baju itu karena yakin bisa menghancurkan kekuatan mereka.

Karena itu, para perempuan mulai menggunakannya sebagai senjata, dengan pemandangan tersebut muncul di seantero Yangon.

Mulai dari kawasan San Chaung hingga pinggiran. Membuat seorang prajurit harus berdiri di atas truk guna mencopotnya.

Bahkan, ada longyi yang kini dipasangi pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Ada juga yang menaruh wajah Min di tanah kawasan perdagangan. Membuat aparat tentu berpikir dua kali saat menginjaknya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved