Lifestyle Palu
Tips Hilangkan Stres Ala Neng Korona: Sehat dengan TikTok dan Selalu Bawa Tas Olahraga
Selain gemar berolahraga, wanita kelahiran Kota Palu 41 tahun lalu ini, juga aktif di media sosial TikTok.
Nama itu, ia peroleh sejak kecil dari pengasuhnya.
Neng mulai bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyah di Kelurahan Tawaeli.
Pada tahun 1991, Sekretaris Fraksi Partai Nasdem ini memulai Sekolah Dasar (SD) 9 Nunu hingga kelas tigas, lalu melanjutkan hingga lulus di SD Nurul Islam Tawaeli, Palu.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Tawaeli menjadi tempatnya meneruskan pendidikan menengah.
Mutmainah menjadi penjaja kue sejak duduk di bangku SD hingga SMP.
Menjadi penjaja kue untuk meringankan beban orangtuanya. "Ayah saya itu hanya pegawai rendahan golongan dua di kantor transmigrasi."
Sedangkan pada masa sekolah Menengah Atas (SMA), ia memutuskan jadi santriwati.
Dia daftar di pesantren Muhammdiyah Ummul Mukminin, Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan.
Jiwa dagang Mutmainah kembali muncul saat nyantri.
Bermodal mesin dan ilmu menjahit dari ibunya, Ia membuat bandana, kain ikat kepala untuk wanita berhijab.
Setamat di pesantren tahun 1997, Neng Korona pulang kampung.
Di Palu, justru Neng Korona ‘dipaksa’ dewasa.
Saat wanita seumurannya, menyiapkan kuliah, Korona justru mengabdi sebagai guru honorer, dan berdagang kecil-kecilan.
Hampir setahun dia jadi guru taman kanak-kanak di TK Aisyah, Tawaeli, sekitar 20-an km dari pusat kota.
“Guru sejati itu ya guru TK. Keihlasan, kesabaran diuji setiap menit,”