Distribusi Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ditunda, Wiku Adisasmito: Berdasarkan Azas Kehati-hatian

Vaksin AstraZeneca ditunda pendistribusiannya di Indonesia dengan azas kehati-hatian. Penundaan ini bersifat sementara.

freepik
Illustrasi Vaksinasi COVID-19. Vaksin AstraZeneca ditunda pendistribusiannya di Indonesia dengan azas kehati-hatian. Penundaan ini bersifat sementara. 

TRIBUNPALU.COM - Pendistribusian vaskin AstraZaneca ditunda. 

Penundaan ini dilakuka untuk mengedepankan azas kehati-hatian.

Terkait hal tersebut, Wiku Adisasmito menjelaskan penundaan ini hanya bersifat sementara. 

Dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (16/3/2021), Wiku selaku Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 menuturkan perihal tersebut.

"Meski demikian agar menjadi catatan, alasan penundaan bukan semata-mata adanya temuan pembekuan darah oleh beberapa negara. Melainkan karena pemerintah ingin lebih memastikan keamanan dan ketepatan kriteria penerima vaksin AstraZeneca," jelas Wiku.

Saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli menilai apakah kriteria penerima vaksin AstraZeneca akan sama dengan kriteria vaksin Sinovac dan Biofarma. 

Selain itu, penundaan ini juga untuk memastikan terkait quality control.

Secara paralel, Badan POM melihat rentang waktu penyuntikan AstraZeneca.

Mengingat sebelumnya World Health Organization (WHO) menyatakan rentang waktu  penyuntikan dosis kedua AstraZeneca antara sembilan hingga 12 Minggu dari dosis pertama. 

Nantinya setelah ada rekomendasi terkait vaksin AstraZeneca, maka akan ditentukan kelompok mana yang akan diprioritaskan menerima vaksin tersebut.

"Hasil dari evaluasi keamanan serta penentuan kriteria vaksin AstraZeneca, selanjutnya akan diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan POM," pungkas Wiku. 

Kedatangan Vaksin AstraZeneca ke Indonesia

Pada tahap pertama, Senin (8/3/2021) sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca dari COVID-19 Vaccines Global Access Facility (COVAX) merupakan buah diplomasi multilateral yang dilakukan pemerintah.

Saat ini jumlah vaksin di Indoneisa telah mencapai hampir 40 juta dosis, dengan adanya tambahan 1,1 juta Vaksin AstraZeneca.

Kedatangan perdana vaksin dari COVAX tersebut disaksikan Menteri Luar Negeri, Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, WHO Representative, dan Country Representative UNICEF Indonesia

Kedatangan vaksin COVAX ini di Bandara Soekarno Hatta.

Vaksin dalam bentuk jadi dan berbobot total 4,1 ton tersebut tiba dengan pesawat KLM 0815 pada pukul 17:26 WIB.

Kemudian vaksin tersebut dibawa langsung menggunakan 5 truk ke fasilitas penyimpanan Bio Farma di Bandung.

Indonesia memperoleh komitmen vaksin COVID-19 dari COVAX untuk 20 persen penduduk.

Anggaran sepenuhnya ditanggung COVAX.

Kedatangan 1,113,600 dosis vaksin AstraZeneca adalah pengiriman pertama dari batch pertama sebesar 11.704.800 dosis vaksin yang dialokasikan COVAX untuk Indonesia hingga Mei 2021.

Alokasi dan pengiriman untuk paruh kedua tahun ini akan diumumkan COVAX dalam beberapa pekan mendatang.

Keberhasilan mengamankan pasokan vaksin dari COVAX tak lepas dari upaya diplomasi multilateral sejak Oktober 2020.

Diplomasi multirateral tersebut dipimpin Kementerian Luar Negeri, dan melibatkan Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, diplomasi vaksin akan terus diperkuat dan diperkokoh.

Retno Marsudi juga selaku Co-chair dari COVAX AMC Engangement Group.

“Untuk membantu upaya pemerintah membangun resiliensi kesehatan dan pemulihan ekonomi. Setelah batch pertama, nantinya akan ada batch-batch selanjutnya,” jelas Retno.

WHO Representative, N Paranietharan menyatakan, COVAX memiliki target untuk mengirimkan 2 miliar dosis vaksin sebelum akhir tahun ke seluruh dunia.

“Indonesia merupakan satu dari sedikit negara-negara berkembang yang sudah memulai vaksinasi. Kami harap kedatangan vaksin dari COVAX ini semakin menguatkan pelaksanaan program vaksinasi nasional," jelasnya.

Ia menambahkan penting untuk memberikan vaksin kepada mereka yang paling membutuhkan dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Country Representative UNICEF Indonesia, Debora Comini mengapresiasi Indonesia yang aktif dalam inisiatif COVAX dan menjadi salah satu yang pertama kali bergabung.

“Indonesia juga terdepan dalam memastikan untuk membuat kesepakatan suplai vaksin. Kita semua ingin vaksinasi menjangkau sebanyak-banyaknya orang dalam waktu yang secepatnya untuk mengatasi pandemi dan anak-anak bisa kembali ke kehidupan normal, membuka sekolah kembali, dan memastikan layanan kesehatan kembali bisa melayani dengan normal,” paparnya.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Reisa Broto Asmoro, menjelaskan bahwa COVAX adalah sebuah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara mendapatkan vaksin COVID-19.

COVAX dipimpin Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia WHO, dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Fasilitas COVAX bertujuan mengamankan vaksin di setiap negara yang berpartisipasi untuk membantu mengurangi tingkat kematian, melindungi sistem kesehatan, dan melanjutkan layanan penting.

Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah yang telah mendaftar di Komitmen Pasar Lanjutan Fasilitas COVAX tidak membayar untuk vaksin yang diberikan.

Sebagai informasi, vaksin AstraZeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing dari WHO pada 16 Februari dan Izin Penggunaan untuk Darurat (Emergency Use Authorization) dari Badan POM pada 22 Februari.

(TribunPalu.com/DindaNalifa)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved