Ramadhan & Idul Fitri 2021, Satgas Covid-19: Harap Bijak Menyikapi Mudik Lebaran
Pemerintah saat ini masih membahas kebijakan yang akan diambil saat Idul Fitri yang erat dengan tradisi mudik lebaran.
TRIBUNPALU.COM - Bulan Ramadan 2021 akan segera tiba.
Hari Idul Fitri dalam beberapa bulan ke depan akan disambut umat Islam.
Bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri kerap berhubungan dengan mudik atau pulang kampung.
Pada masa pandemi seperti saat ini, mudik atau pulang kampung harus diimbangi dengan protokol yang lebih ketat.
Tujuannya adalah agar menurunkan tingkat persebaran Covid-19.
Dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Wiku Adisasmitro mengingatkan hendaknya perayaan lebaran disikapi secara bijaksana dan dilakukan secara sederhana mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah pun saat ini masih membahas kebijakan yang akan diambil saat Idul Fitri yang erat dengan tradisi mudik lebaran.
Adanya tradisi mudik lebaran berdampak pada meningkatnya mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lainnya.
"Sejauh ini dengan kebijakan mudik lebaran masih dalam tahap pembahasan oleh kementerian dan lembaga terkait," ujarnya.
Nantinya, apapun keputusan pemerintah terkait mudik lebaran harus disikapi secara bijaksana.
Dilarang atau tidaknya mudik lebaran kelak, masyarakat pun harus cermat untuk memutuskan dalam menghadapi hari raya lebaran.
Masyarakat diharapkan mengambil keputusan yang terbaik saat tradisi lebaran menjelang.
"Saya mengharapkan sikap bijak dari masyarakat, untuk dapat mengambil keputusan terbaik, khususnya melakukan perjalanan jauh yang berpotensi meningkatkan penularan," pesan Wiku.
Kasus Covid-19 Meningkat Akibat Libur Panjang
Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah terhitung genap 1 tahun sejak kasus pertama dilaporkan pada 2 Maret tahun 2020 lalu.
Sejak saat itu seluruh bangsa Indonesia berusaha melakukan penanganan terbaik.
Kolaborasi ini mulai dari pemerintah, swasta, relawan, serta tenaga kesehatan di puskesmas, dinas kesehatan, laboratorium dan rumah sakit tingkat daerah dan pusat.
Dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan perkembangan penanganan Covid-19 sampai saat ini.
"Kami apresiasi setiap pihak baik dari pemerintah dan elemen masyarakat, yang bergerak bersama mewujudkan kolaborasi pentahelix dalam penanganan Covid-19 di Indonesia," jelasnya.
Ia menyampaikan kilas balik perkembangan penanganan 1 tahun pandemi Covid-19 sejak kasus pertama dilaporkan pada Maret 2020 lalu.
Perkembangannya hingga Januari 2021, pada kasus positif mengalami tren peningkatan.
Kemudian, menurun pada Februari 2021.
Dalam kenaikan kasus, trennya bervariasi tiap bulannya.
Melihat grafik pada 4 bulan pertama pandemi, ada kenaikan tajam hingga mencapai 70 - 90 persen.
"Masa-masa ini adalah masa dimana Indonesia dihadapkan pada pandemi yang terjadi secara tiba-tiba, dan pemerintah tengah berupaya melakukan percepatan penangananan semaksimal mungkin, salah satunya menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," jelasnya.
Hal yang paling disoroti selama pandemi tahun 2020, adalah adanya beberapa periode libur panjang.
Hal ini berdampak pada peningkatan tajam terhadap penambahan kasus positif.
Data menunjukkan, pada September 2020 dengan kenaikan sebesar 42,3 persen atau 45.895 kasus.
Hal ini kontribusi dari libur panjang pada periode 15 - 17 dan 20 - 23 Agustus 2020.
Grafik penambahan kasus selanjutnya cenderung melandai pada September - Oktober dan November 2020.
Namun, Desember 2020 hingga Januari 2021, terjadi lagi peningkatan tajam hingga mencapai 190.191 kasus atau meningkat lebih dari 100 persen dari Oktober 2020.
Kasus ini adalah dampak dari periode libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
"Ini yang paling penting untuk dicatat, bahwa ada implikasi kematian pada setiap event libur panjang yang terjadi sepanjang satu tahun kebelakang," imbuh Wiku.
Membandingkan data pada bulan-bulan tanpa libur panjang, jumlah kematian adalah 50 - 900 kasus.
Sebaliknya, bulan-bulan dengan libur panjang, kematian meningkat tajam menjadi 1000 - 2000 kasus.
"Bayangkan dalam 1 bulan kita bisa kehilangan lebih dari 1000 nyawa, hanya karena memilih untuk melakukan perjalanan dan berlibur," Wiku menyayangkan.
Mengingat 1 tahun terjadinya pandemi di Indonesia jatuh pada awal tahun 2021
Wiku menyarankan hendaknya pemerintah dan masyarakat belajar membuat keputusan yang lebih bijaksana.
"Sehingga tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain," lanjutnya.
(TribunPalu.com/DindaNalifa)