Dugaan Diskriminasi Terhadap Tim Indonesia Disebut Berlebihan, Raja Sapta: Mau Bela BWF Ya Bela Aja

Peniliti Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto memberikan tanggapan terkait dugaan diskriminasi yang diterima oleh Tim Bulutangkis Indonesia.

YouTube Najwa Shihab
Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari dalam acara Mata Najwa. 

TRIBUNPALU.COM - Peniliti Hukum Olahraga, Eko Noer Kristiyanto memberikan tanggapan terkait dugaan diskriminasi yang diterima oleh Tim Bulutangkis Indonesia.

Seperti diketahui Badminton World Federation (BWF) memaksa Tim Indonesia untuk mundur dari kompetisi All England Open 2021.

Keputusan itu dikeluarkan pada Rabu (17/3/2021) malam seusai diketahui bahwa ada penumpang positif Covid-19 yang satu pesawat dengan para atlet asal Indonesia.

Terkait dengan keputusan ini ada sejumlah pihak yang berpendapat bahwa Tim Indonesia sedang dijegal.

Atau ada juga yang mengatakan bahwa Tim Indonesia mendapatkan diskriminasi.

Seperti yang dikatakan oleh PBSI.

Baca juga: Update Ranking BWF Pasca-All England 2021: Satu Wakil Indonesia Turun, Duo Ganda Putra Kokoh

Baca juga: Ramai Warga Indonesia Protes BWF soal All England 2021, BPIP: Pelecehan terhadap Martabat Bangsa

PBSI membeberkan dugaan terkait tim pebulutangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari ajang All England 2021.

PBSI menduga Kevin Sanjaya dan kawan-kawan (Dkk) memang dipaksa mundur agar tak memenangkan All England 2021.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna.

Dengan deretan pemain peringkat atas, tim Indonesia disebutnya sebenarnya memiliki peluang besar menjuarai ajang tersebut.

Karena itu, Agung sangat menyayangkan Kevin Sanjaya dan sederet pemain lainnya dipaksa mundur dari pertandingan.

"Karena kalau bertanding kita adalah pemain yang sangat berbahaya dan kita adalah salah satu kandidat juara yang paling kuat," ujar Agung.

"Apa yang kami lakukan sudah maksimal untuk mempersiapkan tim yang berangkat. Sehingga tidak ada alasan orang melakukan hal-hal yang seperti ini kepada kita."

"Karena memang satu-satunya yang tidak bisa membuat kita menang adalah diperlakukan seperti ini," lanjutnya.

"Jadi kalau saya katakan dengan persiapan kami sekarang, memang salah satu jalan untuk mencegah Indonesia menjadi juara adalah dengan tidak bisa bertanding," jelas Agung, dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (18/3/2021).

Terkait dengan hal tersebut, Eko Noer Kristiyanto menilai bahwa itu merupakan persepsi yang berlebihan.

Karena menurutnya jika ada dugaan sabotase kepada Tim Indonesia, maka panitia penyelenggara justru yang akan mengalami kerugian.

Baca juga: Anthony Ginting Heran dengan Aturan Prokes di All England 2021: Giliran Liga Inggris Kok Bisa Main?

"Menurut saya tidak, kalau buat bulutangkis itu kita jagoan, dengankita nggakikutan All England itu sebenarnya panitia dan federasi itu rugi karena Indonesia memang magnetnya di situ jadi kalau misalkan disrkriminasi menyingkirkan indonesia, itu persepsi yang berlebihan," ujarnya dilansir dari tayangan di kanal YouTube Najwa Shihab.

Eko Noer Kristiyanto mengakui bahwa BWF telah melukai hati tim Indonesia.

Namun ia yakin bahwa tidak ada niatan BWF untuk menjegal ataupun mendiskriminasi tim Indonesia.

"Ketika mereka berlaku tidak profesional menyakiti indonesia ya saya akui, tapi kalau tujuannya menyingkirkan dan sebagainya saya menganggap itu asumsi yang berlebihan," ungkapnya.

Ketua Komite Indonesia, Raja Sapta Oktohari memberikan tanggapan tegas terkait pernyataan Eko Noer Kristiyanto tersebut.

Ia menyebutkan bahwa orang-orang seperti Eko Noer Kristiyanto sangat berbahaya bagi negara.

"Mudah-mudahan satu aja orang kayak koh ini, jangan ada lagi, dia nggak tahu perasaan yang dilukai itu perasaan orang Indonesia, kalau ada dua aja orang berpikir kayak gini bahaya, negara kita bisa disemena-menain sama negara lain, dia bilang yaudah lah yang penting udah minta maaf," ucapnya.

Raja Sapta Oktohari meminta Eko Noer Kristiyanto untuk memikirkan perasaan para atlet Indonesia.

Ia juga mengungkapkan perlakuan apa saja yang diterima atlet Indonesia selama berada di Inggris.

"Nggak kayak gitu ceritanya, itu lihat muka para atlet kita, bagaimana perasaan atlet kita di suatu daerah mereka nggak boleh naik bus cuma gara-gara katanya mereka suspek covid-19 .

Bagaimana perasaan atlet kita ketika mau naik lift disuruh naik tangga, gimana perasaan atlet kita kalau mereka nggak dikasih makan, untuk dubes kita di sana cukup perhatian," ungkapnya.

Menurut Raja Sapta Oktohari, orang-orang seperti Eko Noer Kristiyanto tidak mampu mengerti perasaan yang saat ini tengah dirasakan oleh atlet bulungtakis Indonesia.

Oleh karena itu, Raja Sapta meminta Eko Noer Kristiyanto untuk lebih berhati-hati dalam berucap atau mengungkapkan pendapatnya.

Mengingat saat ini bulutangkis Indonesia sedang dalam kondisi emosi.

Dia berharap tidak ada atlet atau pihak yang sakit hati atas perkataan Eko Noer Kristiyanto.

"Perasaan itu cuma kita yang bisa ngerasain, orang-orang kayak Mas Eko nggak bisa ngerasain, jadi tolong jangan sampai menambah menyakiti atlet kita apalagi masyarakat Indonesia.

Kita lagi dalam keadaan emosi, kalau mas mau belain BWF ya bela aja nggak papa," pungkasnya.

(TribunPalu.com)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved