Munarman Dituduh Mau Ledakan Bom, Pengamat: Perlawanannya adalah Perlawanan Konstitusional

Mantan juru bicara (jubir) Front Pembela Islam (FPI) Munarman mendapat tuduhan dari pegiat media sosial Denny Siregar.

handover
Mantan juru bicara FPI, Munarman 

TRIBUNPALU.COM - Mantan juru bicara (jubir) Front Pembela Islam (FPI) Munarman mendapat tuduhan dari pegiat media sosial Denny Siregar.

Dalam tulisan di website pribadinya, Denny menyebut Munarman sedang berupaya meledakan bom di sidang offline Habib Rizieq Shihab (HRS).

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun berkomentar terkait tuduhan terhadap Munarman.

Menurut Refly, tuduhan tersebut sangat serius dan seharusnya tidak boleh dilontarkan sembarangan.

Apalagi jika orang tersebut bukanlah penegak hukum.

"Tidak bisa orang menuduh sembarangan. Apalagi yang menuduh bukan penegak hukum,"

"Ini tuduhan yang sangat serius kepada Munarman," kata Refly Harun dilansir dari kanal YouTube pribadinya, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Puan Maharani: Tim SAR Harus Lakukan Pencarian Korban Banjir Bandang di NTT

Baca juga: Haaland Bikin Pelatih MU Gigit Jari, Neymar Makin Dekat Menuju Pintu Masuk Camp Nou

Baca juga: Sindir Jokowi, Rocky Gerung Sebut Nikahan Atta-Aurel Sesuatu yang Genting Sehingga Dihadiri Presiden

Refly Harun kemudian menjelaskan, tidak boleh masyarakat sipil melakukan framing terhadap orang lain.

Pengamat politik itu pun percaya Munarman tidak akan melakukan aksi terorisme mengingat latar belakangnya sebagai lawyer dan mantan Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Menurut Refly, perlawanan yang selama ini dilakukan Munarman adalah perlawanan di bidang hukum.

"Kalau pun misalnya Munarman memang betul-betul melakukan hal tersebut, tidak berarti kemudian masyarakat sipil non aparat memiliki legitimasi untuk kemudian menyuruh aparat menangkap dan kemudian melakukan framing dan lain sebagainya, apalagi kalau tidak, iya saja tidak boleh."

"Saya masih percaya orang seperti Munarman, tidak akan melakukan gerakan yang aneh-aneh. Perlawanannya adalah perlawanan konstitusional sebagai seorang lawyer, mantan Ketua Umum YLBHI."

"Saya termasuk yang percaya bahwa perlawanan Munarman adalah perlawanan di bidang hukum," katanya.

Adapun tulisan lengkap Denny Siregar sebagai berikut:

Pasca Rizieq dipenjara dan 6 orang laskar FPI mati ditembak polisi, hampir semua personel FPI tiarap. Simpatisan yang biasa kumpul di Petamburan, pulang ke rumah. Mereka tidak mau terseret-seret situasi yang semakin panas..

Tetapi laskar jihad FPI bentukan Munarman tetap menyala. Mereka merencanakan serangan militan untuk balas dendam.

Husein al Hasny, seorang warga keturunan Arab yang tinggal di Condet Jakarta mengumpulkan beberapa personil FPI yang masih punya nyali. Hasny pangkatnya di FPI adalah Wakil Ketua Bidang Jihad. Dia juragan tanah dan punya beberapa ruko di Condet yang dia sewakan.

Perintah dari "atas" keluar, "Bikin kerusuhan.."

Hasny kemudian menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul. Mereka membangun rencana untuk menyerang saat sidang Rizieq di Pengadilan. Sasaran utama aparat. Tapi sidang pertama, mereka takut karena ketatnya penjagaan. Mereka mundur.

Akhirnya mereka kumpul lagi dan berencana membuat bom molotov. Seorang anggota menyarankan untuk mengundang Zulaimi Agus, yang dia kenal bisa membuat bom. Zulaimi Agus warga Bekasi, bergabung di FPI baru tahun 2019. Dia bisa membuat bom jenis TATP atau triacetone triperoxide, hasil dari belajar di internet.

Sesudah Zulaimi Agus bergabung, dia banyak mengajarkan cara membuat bom TATP yang punya daya ledak tinggi, tapi sangat tidak stabil. Kena panas atau benturan sedikit, bisa meledak. Pernah sekali percobaan, bom itu disimpan di freezer dan hampir meledak. Untung cuma terbakar sedikit dan bisa disiram air.

Bom jenis TATP ini pernah dipakai waktu teror bom di Alam Sutera tahun 2015. Panggilan keren bom ini adalah Mother of Satan.

Baca juga: Prabowo Diam Saat Habib Rizieq Terjerat Hukum, Pengamat: Dia Sudah Berstatus Sebagai Anak Buah

Meski juragan tanah di condet, Husein Hasny ini pelit. Dia tidak mau membiayai operasi ini dengan uangnya sendiri. Hasny punya majelis pengajian bernama Yasin Waratib.

 Anggota pengajian ditarik duit atas nama infaq. Hasil infaq inilah untuk membeli bahan baku bom. Supaya komunikasi lancar, kelompok Hasny kemudian membuat grup WA. Dan bom itu mereka samarkan dengan nama "takjil".

Zulaimi berhasil membuat 5 bom TATP. Bom2 itu dia masukkan dalam kaleng susu. Selain itu, disiapkan juga ratusan bom2 pipa. Bahkan Hasny membeli air keras 1 jerigen, yang dia bagi2 dalam kantung plastik untuk disiramkan ke polisi. Rencananya, "senjata2" itu akan dibagikan ke DPC dan DPW FPI di Jakarta, untuk memulai serangan bersama.

Kapan waktu penyerangan ?

Disinilah hebatnya Munarman. Dia berhasil mengkondisikan sidang Rizieq Shihab supaya digelar offline. Sidang offline akan menarik massa, terutama dari simpatisan FPI untuk berkumpul di luar ruang sidang. Dan saat itu terjadi, serangan akan dimulai.

Bom2 TATP itu akan dipakai untuk diledakkan di luar gedung sidang dengan sasaran utama polisi yang bertugas. Bom lainnya akan diledakkan di "toko2 China". Ledakan2 besar di beberapa tempat itu diharapkan akan memicu para Lone Wolf untuk bergerak membuat kerusuhan dan menyerang aparat di jalan.

Persiapan untuk membuat kerusuhan besar seperti tahun 1998 dan waktu sidang Bawaslu Mei 2019 akan dimainkan. Api harus menyala besar, supaya chaos terjadi. Dan disaat itu terjadi, sudah ada "tim lain" yang akan memainkan agenda politiknya.

Persiapan sudah matang. Husein al Hasny, Zulaimi Agus dan teman2nya, sudah siap berperang. Bahkan mereka mengisi diri dengan ilmu kebal di Sukabumi. Tinggal tunggu waktu pengumuman kapan sidang Rizieq akan diadakan..

 Tapi polisi bergerak lebih cepat. Sesudah jaringan FPI Makassar dilumpuhkan, informasi akan adanya serangan brutal dari FPI sudah didapat. Densus 88 terus memantau pergerakan Husein al Hasny dan kawan2. Dan pada waktu yang tepat, mereka semua digulung tanpa bisa melawan..

Cerita yang saya bagi dalam 4 seri ini tujuannya untuk memberikan pemahaman apa yang sedang terjadi sekarang. Saya mengumpulkan keping2 peristiwa dari mana saja, dan menyajikannya sebagai sebuah gambaran.

Kita patut berterimakasih pada jajaran Kepolisian dan TNI atas peran besar mereka mengungkap dan menggulung FPI, yang awalnya ormas preman biasa, tapi dalam perjalanannya disusupi dan dibangun untuk menjadi organisasi teror seperti ISIS atau Boko Haram di Nigeria.

Terorisme di negeri ini belum habis. Sel2 mereka, hasil baiat di perumahan Villa Makassar sudah menyebar kemana2. Tidak mudah untuk mendeteksi keberadaan mereka, karena sudah berbaur dengan masyarakat. Tapi minimal, daya hantam mereka sudah berkurang banyak.

Yang perlu kita tunggu sekarang adalah, kapan Munarman bisa ditangkap? Dari semua jejak yang ada, peran Munarman terlihat sangat penting disana. Dialah King Maker sebenarnya. Semoga tidak lama lagi, polisi berhasil menemukan bukti kuat keterlibatannya.

Sudah ya, capek juga nulisnya. Mau seruput kopi dulu sambil memantau perkembangan situasi yang ada..

Seruputt.... ??

 
Denny Siregar.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved