Kondisi Terkini Flores Timur, NTT Pasca Diterjang Banjir Bandang : Akses Evakuasi Terhambat
Kondisi terkini Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang terdampak banjir bandang.
TRIBUNPALU.COM - Perkembangan banjir bandang di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Melalui video amatir yang beredar di sosial media banyak rumah warga yang hancur.
Selain itu, banyak korban banjir yang tertimun material bangunan di Pulau Adonara.
Barang-barang berharga milik warga setempat juga ludes diterjang longsor.
Sejumlah jembatan ambruk dipicu Badai Seroja.
Warga terpaksa antre untuk menyebrang jembatan darurat.
Dilansir melalui YouTube Kompas TV, perkembangan evakuasi korban saat ini sudah dibangun posko pengungsian.
Pemkab Flores Timur juga memobilisasi warga untuk mengungsi ke rumah-rumah penduduk lain.
Di Kabupaten Malaka juga terdampak.
Tim gabungan terus mengevakuasi warga untuk menyelamatkan diri, dan menyeberangi banjir dengan penpegangan pada tali.
Lansia dan anal-anak telah dievakuasi.
Kejadian ini berdampak di 11 wilayah NTT.
Evakuasi terhambat karena kurangnya arus transportasi ke Pulau Adonara.
Telah datang logistik, alas tidur, bantal dan peralatan dapur serta makanan untuk anak-anak dan ibu hamil.
Kunjungan Menteri Sosial
Tri Rismaharani, Menteri Sosial telah berada di Kantor Kecamatan Adonara Timur.
Risma didampingi Bupati Flores Timur, Antonius Hadjon meninjau langsung.
Risma datang untuk kunjungan ke gudang logistik untuk para pengungsi.
Ia juga meninjau lokasi-lokasi yang akan direncanakan untuk dibangun posko-posko pengungsian, serta dapur umum.
Menteri Sosial meminta untuk 8 posko pengungsian segera dibangun.
Hingga saat ini masih banyak pengungsi yang belum dipusatkan di titik-titik pengungsian.
Hal ini menyulitkan pendataan dan pendistribusian logistik.
"Saya minta diadakan dapur umum," tegas Risma.
Ia meminta untuk tim dibagi menjadi 20 orang di 8 titik.
"Baru makanan dibagikan ke 8 titik tersebut," tegasnya.
Kondisi Rumah Warga
Kondisi rumah warga saat ini masih bisa ditemapti setelah banjir surut.
Banyak nya rumah yang rusak hanya perabotannya.
Dinding-dinding dan kondisi masih bisa ditempati.
Sehingga,untuk sementara pemerintah hanya bisa memberikan bantuan berupa makanan dan minuman, serta obat-obatan.
Pemerintah telah mendorong logistik untuk dapur umum.
Dikelola oleh ibu-ibu dan didistribusikan kepada warga-warga.
Distribusi logistik masih berjalan normal.
Akses jalur masih bisa dilalui dengan aman.
Bantuan yang paling dibutuhkan seputar beras, ikan, air mineral, terpal, tabung-tabung bagi warga.
Kerugian material yang dialami pihak Pemerintah melakukan pendataan.
Bantuan Sosial
5.000 paket bansos dari istana kepresidenan untuk korban banjir NTT tiba di Flores Timur.
5.000 paket tersebut berisi sembako, bahan makanan.
Bantuan ini dibawa dengan pesawat Hercules Skadron 32 milik TNI Angkatan Udara dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Paket ini akan didistribusikan ke daerah terdampak bencana.
Proses pendistribusian akan dibawa dari Bandara Frans Seda menuju ke Larantuka.
Setelah itu, akan dilakukan penyeberangan ke Pelabuhan Welewarang.
Pihak TNI akan berkoordinasi dengan pemerintah, dibutuhkan untuk proses pengangkutan dan pendistribusian.
Sebelumnya, telah tiba bantuan dari Kementerian Sosial, pada Senin (5/4/2021) malam.
Tinjauan Kepala BNPB
Kepala BNPB tinjau pengungsian korban banjir di Lembata.
Ia mengunjungi korban yang dirawat di rumah Sakit.
Doni Monardo, juga mengunjungi kondisi tempat pengungsian dan dapur umum.
Ia juga menanyakan kepada warga pengungsian perihal kesulitan dan pendistribusian makanan di dapur umum.
Selain itu, dia juga meninjau lokasi terdampak Desa Lewotolok, yang menjadi desa terparah.
Lokasi desa yang sulit masih menjadi hal yang membuat minimnya proses evakuasi.
Instuksi Presiden, pembukaan jalan yang terputus.
Akses jalan di lokasi terdampak cukup memprihatinkan.
Karena, belum ada upaya untuk membersihkan material lumpur 30-40 cm.
Dengan kondisi ini tentu memberatkan para warga yang akan melintas, dan mobilisasi barang yang akan dibawa ke desa terdampak.
Sampai saat ini, baru ada 3 alat berat yang disiapkan Pemkab Flores Timur.
Kendala yang dihadapi adalah tidak memadainya alat berat untuk membersihkan material tersebut.
Karena, untuk membawa alat berat menuju ke desa terdampak tidak ada alat angkut yang memadahi.
Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon menjelaskan terkait hal tersebut
"Yang paling dibutuhkan saat ini adalah alat berat, itu yang kita minta sejak hari pertama.
Namun, kita semua tahu bencana ini juga menyebabkan terputusnya jalan
Laut juga tidak bersahabat," jelasnya.
Terbatasnya alat dan terputusnya akses jalan menyebabkan terhambatnya distribusi.
Selain akses transportasi dan jalan yang masih terhambat, akses untuk menuju desa yang terdampak juga belum terbuka.
Hal itu menghambat proses evakuasi dan menghambat penyaluran logistik.
Kesulitan Proses Evakuasi
Ibukota Kabupaten menuju lokasi alat transportasi yang bisa digunakan adalah kapal laut.
Sedangkan, saat ini kapal laut belum diijinkan untuk berjalayar ke Pulau Adonara.
Lokasi bencana ada beberapa jalan yang putus, dan jembatan yang putus.
Namun, saat ini Pemerintah telah melakukan perbaikan dengan jalan darurat sementara.
Berupa jembatan dari kayu, untuk memudahkan pergerakan barang dan manusia.
Pihak BNPB Pusat telah mengirimkan 3 helikopter yang akan memberikan bantuan.
Namun, yang menjadi penghambat adalah pelabuhan disana kurang memadahi untuk didiami kapal kapal besar.
Sehingga untuk mengangkut kendaraan berat untuk membersihkan lumpur-lumpur.
Dibutuhkan saat ini cara membawa kendaraan berat ke Pulau Adonara untuk pembersihan material.
Ada beberapa alat berat milik swasta namun ,jumlah nya sangat terbatas.
Menteri Sosial sudah berkoordinasi untuk mengirimkan kapal yang dapat mengangkut material.
Bantuan yang masih dibutuhkan dapur-dapur umum blum terbangun dengan baik, hingga saat ini pengungsi masih belum tercukup makanan.
Hingga malam tadi, ratusan pengungsi mendapat pasokan makanan dari warga-warga sekitar dan pemerintah.
Pemerintah juga berjanji untuk memenuhi kebutuhan logistik dan seluruh kebutuhan warga.
(TribunPalu.com/DindaNalifa)