Pro Kontra Doa dari Semua Agama, Yaqut Cholil: Orang Disuruh Doa Kok Ribut
Menter Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menanggapi soal pro kontra permintaan baca doa dari seluruh agama di acara-acara Kemenag.
TRIBUNPALU.COM - Menter Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menanggapi soal pro kontra permintaan baca doa dari seluruh agama di acara-acara Kemenag.
Yaqut mempertanyakan mengapa usulannydisambut pro kontra oleh publik.
"Jadi salahnya doa ini apa sih? Orang disuruh doa kok ribut, itu salahnya doa ini apa? Ini pertanyaan saya, saya boleh dong nanya. Salahnya doa apa, kan enggak ada salahnya," kata Yaqut dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Kamis (8/4/2021).
Yaqut pun menjelaskan awal mula munculnya permintaan agar acara Kemenang diisi doa semua agama ketika Yaqut menghadiri rapat kerja nasional Kementerian Agama yang dihadiri pegawai eselon I dan II Kemenag se-Indonesia.
Dalam acara tersebut, kata Yaqut, doa hanya disampaikan secara Islam.
Baca juga: Kisah Polwan Cantik Korban Pelakor: Sudah Maafkan 10 Kali, Malah Dicekik dan Milih Janda Hamil
Baca juga: Siswi SMK Hidup Sebatangkara di Gubuk Reot, Kakak Merantau Titip Anak, 5 Tahun Tak Digubris Pemda
Baca juga: Sampah Menumpuk di Jl Kelapa 2 Kecamatan Palu Barat Sumbat Drainase
Padahal, menurut dia, perilaku koruptif dan perilaku negatif lainnya dapat dijauhkan jika seseorang dekat dengan Tuhannya lewat doa.
"Nah saya berpikir begini, masa sih yang disuruh menjauhi fraud, menjauhi korupsi, menjauhi birokrasi melayani dirinya sendiri, cuma muslim saja, sementrara ada pegawai yang beragama bukan muslim," ujar Yaqut.
Oleh karena itu, ia mendorong agar pegawai yang beragama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu juga berdoa agar ingat dengan Tuhan dan dijauhkan dari perilaku yang tidak baik.
"Itu asumsi, apakah itu benar ya masing-masing person saya kira (yang menentukan), dengan doa itu mejauhkan perilaku itu enggak. Kalau doa saja sudah tidak menjauhkan dia dari perilaku buruk, terus apalagi yang bisa menjauhkan mereka kecuali maut," kata Yaqut.
Ia pun menegaskan bahwa doa dari semua agama hanya berlaku di lingkungan Kemenag dalam acara yang diikuti seluruh pegawai dari berbagai agama.
Yaqut menyebut tidak ada upaya untuk mengubah praktik doa di acara kenegaraan ataupun doa di kegiatan-kegiatan yang memang lekat dengan agama tertentu.
Menuai kritik MUI
Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengkritik keras permintaan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas agar jajarannya juga membacakan doa seluruh agama yang diakui di Indonesia dalam setiap acara Kemenag.
Menurut Anwar Abbas, membacakan doa seluruh agama di acara Kemenag tidak perlu dilakukan.
Tetapi cukup melihat mayoritas peserta dan pembicara di acara tersebut, kemudian doanya disesuaikan.