Palu Hari Ini

Kisah Penyintas di Kota Palu Jalani Puasa Ramadan 2021: Berbuka dan Sahur dengan Menu Ala Kadarnya

Beragam cerita tentang Ramadan dijalani para korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Kondisi hunian sementara di kawasan Hutan Kota, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat

TRIBUNPALU.COM, PALU - Beragam cerita tentang Ramadan dijalani para korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

Kisah antara lain datang dari Dewi Ratna (42), penyintas di hunian sementara (huntara) Hutan Kota, Jl Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan, Mantikulore, Kota Palu. 

Dewi bersama keluarganya direlokasi dari tenda pengungsian ke huntara pada tahun 2019.

Artinya, Ramadan 2021 atau 1442 Hijriah merupakan kali kedua ibu tiga anak itu menjalani puasa dan mungkin Lebaran di huntara sejak bencana pada 2018 silam. 

Tak ada barang mewah di dalam ruangan huntara milik Dewi, selain beberapa perabot rumah tangga serta dinding dari triplek yang dibuat sendiri sebagai sekat kamar dan ruang tamu. 

Di ruangan berukuran 3x6 meter inilah, ia bersama suami dan ketiga anaknya tinggal setelah rumahnya hancur akibat bencana mengerikan dua tahun lalu. 

Baca juga: ASN Pelayanan Publik di Totikum Divaksinasi Covid-19, Kepala Puskesmas: Vaksin Aman dan Halal

Baca juga: Ahok Kandidat Kuat Menteri Investasi, Refly Harun Pastikan: Selamanya Tak Bisa Jadi Menteri

Baca juga: Karang Taruna Kelurahan Baru Gelar Lomba Anak Islami Kota Palu

Dewi merasa bahagia karena bisa merayakan Ramadan tahun ini bersama keluarga. 

Namun ia juga mengaku tidak pernah menyangka harus kembali menjalani ibadah puasa di huntara, tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. 

Apalagi status hunian tetap (huntap) untuknya masih belum jelas karena adanya persyaratan harus memiliki sertifikat tanah. 

"Kebanyakan yang masih bertahan di huntara sini karena tidak memiliki sertifikat tanah. Jadi itu juga kendala untuk mendapatkan huntap," kata Dewi, Jumat (16/4/2021). 

Keprihatinan Dewi ini tentu sangat beralasan. 

Hidup di huntara semua serba terbatas dan kadang bergantung pada bantuan. 

Kondisi ini tentu sangat berbeda ketika mereka masih berada di rumah, sebelum bencana. 

Baca juga: 2 WNI Jatim Tipu 30 Ribu Warga AS, Buat Pemerintah Amerika Serikat Rugi hingga 60 Juta Dolar AS

Baca juga: Video Pengakuan Istri Tukang Ojek Perantau Asal Barru yang Ditembak Mati KKB: Baru 4 Hari Ketemu

Ramadan tahun lalu, kata Dewi, ada paket makanan didistribusikan bagi warga penyintas di kawasan Hutan Kota. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved